IN THE NAMES OF GOD - ALLAH

Religious Myspace Comments

SELAMAT DATANG

zwani.com myspace graphic comments

MY CLAN SPECIAL THECNIQUE

Anime Myspace Comments
Myspace Glitter Graphics Maker

"FATWA CINTA SANG RAJA"

Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata - katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang di hati
orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu.

Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu akan tetap ada.

Dan, luka karena kata - kata adalah sama buruknya dengan luka berdarah.

(Adryan Mulya Hadinata)

PEMANASAN GLOBAL

on Senin, Mei 25, 2009

Apa itu " Pemanasan Global " ?
Pemanasan global merupakan peningkatan temperatur global rata-rata bumi, yang pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan iklim. Kejadian alam dan aktivitas manusia dipercayai sebagai penyebab meningkatnya temperatur rata-rata bumi tersebut.
Permukaan bumi telah bertambah panas sekitar 1,1o F selama kurun waktu 100 tahun terakhir.ka Utara.
Bagaimana Terjadinya?
Permukaan bumi kita diselimuti lapisan atmosfir yang sangat tebal. Dalam lapisanatmosfir inilah seluruh makhluk hidup tinggal dan berkembang biak. Lapisan atmosfir (terutama lapisan ozon) ini berfungsi menyaring sinar-sinar yang berbahaya dari luar angkasa dan juga sebagai penghantar panas yang menyalurkan panas yang diterima bumi dari cahaya matahari dan radiasi infra merah yang berasal dari dalam bumi.
Peningkatan Suhu Muka Bumi
Tuhan telah menciptakan atmosfir dengan kandungan gas-gas tertentu. Atmosfir inilah yang berperan besar menciptakan iklim di permukaan bumi. Bila komponen-komponen pembentuk atmosfir ini dirubah maka akan merubah sifat-sifat penghantar panasnya. Beberapa jenis gas bersifat mengikat panas. Bila jumlah komponen gas-gas yang mengikat panas tersebut meningkat, maka akan terjadi peningkatan panas di muka bumi.
Peningkatan temperatur rata-rata bumi, umumnya disebabkan oleh efek rumah kaca dimana panas yang diterima bumi dari matahari tidak dapat dipancarkan kembali karena terperangkap oleh senyawa gas tertentu yang terdapat di udara.
Antara lain Uap Air, Carbon Dioksida, Metana, Nitrogen Oksida, Ozon, Kloroflorokarbon (CFC) dan sejumlah gas-gas lainnya. Gas-gas in biasa disebut gas rumah kaca.
Manusia berperanan besar dalam mempengaruhi tingkat pencemaran udara. Asap kendaraan, asap pabrik dan asap pembakaran pusat-pusat pembangkit listrik di kota-kota besar salah satu sumber pencemaran yang dilakukan manusia.Penebangan hutan yang tidak terkendali mengakibatkan berkurangnya sarana penyaringan udara, dan keadaan tersebut pun mengakibatkan terganggunya siklus air.
Ketika kita menonton tv, menggunakan AC, menyalakan lampu, menggunakan hair dryer, memasak makanan dengan microwave dan penggunaan listrik lainnya secara berlebihan, kita juga ikut andil dalam menambah tingkat efek rumah kaca.Kegiatan ini semua memerlukan penggunaan tenaga listrik yang umumnya dihasilkan oleh bahan bakar minyak bumi atau batu bara. Penggunaan listirk yang berlebihan memerlukan lebih banyak bahan bakar dan batu bara yang
berarti lebih menambah pencemaran.Sampah yang kita buang pun dapat menambah pencemaran, karena sampah tersebut dapat menghasilkan gas metana yang merupakan salah satu gas yang dapat mengakibatkan efek rumah
kaca.
Naiknya Permukaan Laut
Akibat meningkatnya suhu permukaan bumi, maka akan dapat mempengaruhi es di kutup. Diperkirakan pada tahun 2030 permukaan air laut akan meningkat 20cm akibat mencairnya es dan mengembangnya air akibat pemanasan. Hal ini akan menenggelamkan daerah-daerah pantai dan meningkatkan kemungkinan timbulnya banjir yang parah di banyak tempat di seluruh dunia. Orang-orang yang tinggal di Asia, Mesir, Denmark, dan wilayah Asia Tenggara yang paling beresiko. Jutaan orang akan kehilangan tempat tinggalnya dan kampung halamannya. Di Inggris daerah yang paling rentan terhadap naiknya permukaan laut adalah daerah Inggris Tenggara. Banjir-banjir yang dahsat akan lebih sering terjadi di daerah ini.
Lapisan Ozon
Menipisnya lapisan Ozon sebenarnya tidak mempengaruhi pemanasan global secara langsung. Namun akibat menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan semakin banyak sinar ultra violet yang masuk dan sampai ke permukaan bumi.
Sinar ultra violet yang berlebihan akan mematikan phitoplangton di laut yang berfungsi mendaur ulang gas karbondioksida seperti layaknya hutan-hutan di daratan.
Akibat Yg ditimbulkannya
Kadang kala perubahan yang kecil dapat memberi dampak yang besar. Sebagai contoh bila seseorang tidak menggosok giginya dalam satu hari tidak akan terjadi perubahan yang banyak pada giginya namun kalau ia tidak menggosok giginya selama sebulan tentunya ia dapat menderita sakit gigi. Hal yang sama dapat terjadi dengan perubahan temperatur global. Jika temperatur meningkat diatas normal dalam beberapa hari tidak akan menimbulkan masalah yang berarti. Namun jika peningkatan temperatur itu terjadi pada waktu yang panjang maka bumi akan mengalami masalah yang serius.
Temperatur global rata-rata telah meningkat sekitar 1oF dalam 100 tahun terakhir. Para ahli memperkirakan temperatur global rata-rata akan naik 2-6 oF untuk 100 tahun kedepan. Kelihatannya perubahan ini tidak banyak, tapi hal ini dapat
merubah iklim bumi jauh dari seperti sebelumnya. Di puncak zaman es (18.000 tahun yang lalu) temperatur global bumi cuma 7oF lebih dingin dari keadaan sekarang dan es menutupi sebagian besar Benua Amerika Utara.
Akibat lain adalah penyimpangan variabilitas iklim, ketika musim hujan air hujan akan lebih banyak atau bisa kurang, sebaliknya musim kemarau harusnya kurang hujan,justru hujan masih banyak. Juga awal,berakhirnya,sertaperiode musim hujan/kemarau sering menyimpang dari kebiasaannya.
Perubahan temperatur sekecil apapun dalam waktu yang lama dapat merubah iklim. Secara global panas akan naik dan hujan lebih banyak turun karena terjadi lebih banyak penguapan. Namun disetiap daerah akan mengalami pengaruh yang berbeda akibat perubahan iklim tersebut yang tentunya akan memberikan akibat yang berbeda pula. Diantaranya yang terparah adalah :
Peningkatan suhu muka bumi
Naiknya permukaan laut lebih cepat
Gelombang udara panas dan kekeringan yang mengakibatkan berkurangnya sumber-sumber air
Bencana-bencana alam yang dasyat seperti banjir dan erosi
Meningkatnya potensi terjangkitnya penyakit yang diakibatkan oleh panas dan menyebarnya penyakit menular yang disebabkan oleh serangga dan tikus di daerah-daerah yang sebelumnya tidak terdapat penyakit tersebut
Punahnya berbagai hewan dan tumbuhan yang tidak mampu bertahan akibat perubahan iklim
Perubahan siklus cuaca yang mempengaruhi sektor ekonomi dengan berubahnya jadwal bercocok tanam terutama di negara-negara berkembang karena belum tersedianya sarana pengairan yang baik.
Pencegahan dan Penanggulangannya
Kita semua dapat berperan dalam mencegah atau menanggulangi dampak pemanasan global. Sebenarnya penanggulangannya sederhana saja, yaitu dengan mengurangi atau menghentikan pemakaian barangbarang yang menimbulkan gas rumah kaca dan gunakanlah enegi sehemat mungkin. Berikut ini adalah beberapa contoh yang dapat anda lakukan untuk menguragi dampak pemanasan global:
Periksalah kendaraan anda secara ruting agar dapat bekerja dengan efesien dan tidak menghasilkan terlalu banyak gas-gas yang berbahaya.
Jika memungkinkan gukakanlah sepeda atau gukakanlah kendaraan bermotor seperlunya saja.
Matikanlah lampu atau peralatan listrik lainnya jika tidak digunakan. Peralatan ini mungkin tidak menimbulkan gas rumah kaca, tetapi pembangkit tenaga listriknya barangkali menggunakan bahan bakar yang menghasilkan gas rumah kaca.
Lakukan daur ulang. Sampah yang tidak didaur ulang akan menumpuk dan menghasilkan gas metana; ditambah lagi barangbarang yang di daur ulang membutuhkan energi yang lebih sedikit dalam memproduksinya dari pada barang-barang yang dibuat dari awal.
Tanamlah pohon atau tanaman lainnya sebisanya, karena pohon dapat menghirup karbondioksida dan menghasilkan oksigen.
Janganlah membakar sampah, karena akan menghasilkan CO2.
Penyuluhan/sosialisasi tentang akibat pemanasan global
Pendisiplinan kesadarn masyarakat tentang penghijauan

EL NINO

on Sabtu, Mei 09, 2009


Pengertian El Nino

suhu muka laut pada kondisi normal

(Sumber : http://www.acmecompany.com/stock_thumbnails/13007.el_nino_conditions.jpg)

El Nino adalah fenomena alam dan bukan badai, secara ilmiah diartikan dengan meningkatnya suhu muka laut di sekitar Pasifik Tengah dan Timur sepanjang ekuator dari nilai rata-ratanya dan secara fisik El Nino tidak dapat dilihat.

Proses Terjadinya El Nino

1. Asal Muasal El Nino

(Sumber : http://www.bom.gov.au/climate/enso/nov97_ssta.gif)

El Nino berasal dari bahasa Spanyol yang berarti “anak lelaki”. Sejarahnya, pada abad ke-19 nelayan Peru menyadari
terjadinya kondisi menghangatnya suhu lautan yang tidak biasa di wilayah pantai Amerika Selatan, dekat Ekuador dan meluas hingga perairan Peru. Hal ini terjadi di sekitar musim Natal pada setiap tahun. Pada tahun-tahun normal, air laut dalam yang bersuhu rendah dan kaya akan nutrisi bergerak naik ke permukaan di wilayah dekat pantai. Kondisi ini dikenal dengan upwelling. Upwelling ini menyebabkan daerah tersebut sebagai tempat berkumpulnya jutaan plankton dan ikan. Ketika terjadi El Nino upwelling jadi melemah, air hangat dengan kandungan nutrisi yang rendah menyebar di sepanjang pantai sehingga panen para nelayan berkurang.

Gilbart Walker yang mengemukaan tentang El Nino dan sekarang dikenal dengan Sirkulasi Walker yaitu sirkulasi angin Timur-Barat di atas Perairan Pasifik Tropis. Sirkulasi ini timbul karena perbedaan temperatur di atas perairan yang luas pada daerah tersebut.
a. Perairan sepanjang pantai China dan Jepang, atau Carolina Utara dan Virginia, lebih hangat dibandingkan dengan perairan sepanjang pantai Portugal dan California. Sedangkan perairan di sekitar wilayah Indonesia lebih hangat daripada perairan di sekitar Peru, Chile dan Ekuador.
b. Perbedaan temperatur lautan di arah Timur – Barat ini menyebabkan perbedaan tekanan udara permukaan di antara tempat – tempat tersebut.
c. Udara bergerak naik di wilayah lautan yang lebih hangat dan bergerak turun di di wilayah lautan yang lebih dingin. Dan itu menyebabkan aliran udara di lapisan permukaan bergerak dari Timur ke Barat.

Inilah yang kemudian disebut dengan angin Pasat Timuran.

Sirkulasi Timur Barat (Sirkulasi Walker)
(sumber: http://www.bom.gov.au/lam/climate/level3/analclim/elnino.htm)

2. Kondisi Normal

Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).

(Sumber: http://winds.jpl.nasa.gov/images/winds_over_ocean2.gif)

Pada kondisi netral :

  • Angin di wilayah Samudra Pasifik di sekitar ekuator ( Angin Pasat Timuran) dan air laut di bawahnya, mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
  • Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara

3. Kondisi El Nino

Sebaran awan hujan sangat sedikit di wilayah Indonesia

Pada tahun El Nino jumlah air laut bersuhu rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur berkurang atau bahkan menghilang sama sekali. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi sehangat Pasifik Barat.

Ketika terjadi El Nino :

  • Angin Pasat Timuran melemah, artinya angin berbalik arah ke Barat dan mendorong wilayah potensi hujan ke Barat. Hal ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Pasifik Tengah dan Timur dan Amerika Tengah.

4. Intensitas El Nino

Masing-masing kejadian El Nino adalah unik dalam hal kekuatannya sebagaimana dampaknya pada pola turunnya hujan maupun panjang durasinya.

Berdasar intensitasnya El Nino dikategorikan sebagai :

  1. El Nino Lemah (Weak El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +0.5º C s/d +1,0º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

  2. El Nino sedang (Moderate El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator +1,1º C s/d 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

3. El Nino kuat (Strong El Nino), jika penyimpangan suhu muka laut di Pasifik ekuator > 1,5º C dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.

Mendeteksi El Nino

El Nino adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi kehidupan di wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Meskipun rata-rata El Nino terjadi setiap tiga hingga delapan tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 18 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap. Kenyataan ini membuat El Nino sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. Namun demikian secara umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya El Nino :

1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)

SOI adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin-Australia, secara matematika dirumuskan :

Dengan :

  • Pdiff = selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
  • Pdiffav = rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
  • SD(Pdiff) = Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud

El Nino dideteksi ketika nilai SOI negatif selama periode yang cukup lama (minimal tiga bulan).

2. Suhu Muka Laut (SST)

El Nino terutama ditandai dengan meningkatnya suhu muka laut di Pasifik Ekuator, SST ini lebih tinggi dibandingkan dengan rata-ratanya dan penyimpangan di daerah tersebut bernilai positif.

Pergerakan angin pasat

Selama kejadian El Nino, angin pasat timur melemah. Aliran ke Timur berbalik ke arah Barat. Perairan di sekitar Indonesia dan Australia menjadi dingin dan lebih kering.

Dampak El Nino

(Sumber: http://www.cnn.com/WEATHER/9708/20/el.nino/effects.lg.jpg)

El Nino merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.

1. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca global

a) Angin pasat timuran melemah

b) Sirkulasi Monsoon melemah

c) Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Indonesia, Amerika Tengah dan amerika Selatan bagian Utara. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.

d) Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Tengah dan Barat serta wilayah Argentina. Cuaca cenderung hangat dan lembab.

Kondisi udara di Indonesia

(Sumber: http://www.physics.ohio-state.edu/~wilkins/writing/Samples/shortmed/larsonshort/nino.gif)

2. Dampak El Nino terhadap kondisi cuaca Indonesia

Fenomena El Nino menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia berkurang, tingkat berkurangnya curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas El Nino tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena El Nino.

El Nino pernah menimbulkan kekeringan panjang di Indonesia. Curah hujan berkurang dan keadaan bertambah menjadi lebih buruk dengan meluasnya kebakaran hutan dan asap yang ditimbulkannya.

(Sumber: http://www.pbs.org/wgbh/nova/elnino/reach/across.html)

Kekeringan dan kebakaran hutan terparah yang pernah terjadi selama 50 tahun terjadi di tahun 1997. Polusi udara yang ditimbulkannya menyebar hingga ke seluruh wilayah ditambah Negara-negara tetangga –Brunei, Filipina, dan Thailand-.

LA NINA

on Jumat, Mei 08, 2009


Pengertian La Nina

Kondisi Laut La Nina
Gambar 1. Peta Suhu Muka Laut pada Kondisi La Nina

Dalam bahasa latin La Nina berarti "gadis cilik". La Nina merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan suhu muka laut di kawasan Timur equator di Lautan Pasifik, La Nina tidak dapat dilihat secara fisik, periodenya pun tidak tetap.


Proses Terjadinya La Nina

PLaut La Nina
Gambar 2. Proses Terjadinya La Nina

Pada saat terjadi La Nina angin passat timur yang bertiup di sepanjang Samudra Pasifik menguat ( Sirkulasi Walker bergeser ke arah Barat ). Sehingga massa air hangat yang terbawa semakin banyak ke arah Pasifik Barat. Akibatnya massa air dingin di Pasifik Timur bergerak ke atas dan menggantikan massa air hangat yang berpindah tersebut, hal ini biasa disebut upwelling. Dengan pergantian massa air itulah suhu permukaan laut mengalami penurunan dari nilai normalnya. La Nina umumnya terjadi pada musim dingin di Belahan Bumi Utara Khatulistiwa.


Gambar 3. Intensitas La Nina

Intensitas La Nina : dilihat dari anomali suhu muka laut (SST)

    1. La Nina Lemah , yang ditetapkan jika SST bernilai <- 0.5 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
    2. La Nina sedang, yang ditetapkan jika SST bernilai antara - 0.5 s/d -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.
    3. La Nina kuat, yang ditetapkan jika SST bernilai > -1 dan berlangsung minimal selama 3 bulan berturut-turut.


Kondisi Suhu Muka Laut pada kondisi La Nina

1. Kondisi La Nina

Pada tahun La Nina jumlah air laut bertemperatur rendah yang mengalir di sepanjang Pantai Selatan Amerika dan Pasifik Timur meningkat. Wilayah Pasifik Timur dan Tengah menjadi lebih dingin dari Pasifik Barat.
Ketika terjadi La Nina :

  • Angin passat Timuran menguat, sehingga massa udara dingin meluas hingga Samudera Pasifik bagian tengah dan Timur.
  • Ini menyebabkan perubahan pola cuaca. Daerah potensi hujan meliputi wilayah Perairan Barat.

2. Kondisi Normal


Kondisi Suhu Muka Laut pada Kondisi Normal

Pada tahun-tahun normal, Suhu Muka Laut (SST) di sebelah Utara dan Timur Laut Australia ≥28°C sedangkan SST di Samudra Pasifik sekitar Amerika Selatan ±20°C (SST di Pasifik Barat 8° - 10°C lebih hangat dibandingkan dengan Pasifik Timur).

  • Angin di wilayah Samudra Pasifik Ekuatorial (Angin passat Timuran) dan air laut di bawahnya mengalir dari Timur ke Barat. Arah aliran timuran air ini sedikit berbelok ke Utara pada Bumi Belahan Utara dan ke Selatan pada Bumi Belahan Selatan.
  • Daerah yang berpotensi tumbuh awan-awan hujan adalah di Samudra Pasifik Barat, wilayah Indonesia dan Australia Utara.


Mendeteksi La Nina

Meskipun rata-rata La Nina terjadi setiap tiga hingga tujuh tahun sekali dan dapat berlangsung 12 hingga 36 bulan, ia tidak mempunyai periode tetap sehingga sulit diprakirakan kejadiannya pada enam hingga sembilan bulan sebelumnya. La Nina adalah sesuatu yang alami dan telah mempengaruhi wilayah Samudra Pasifik selama ratusan tahun. Namun demikian secara umum terdapat tiga parameter yang biasa digunakan untuk mendeteksi terjadinya La Nina :

1. SOI (Indeks Osilasi Selatan)

SOI adalah nilai indeks yang menyatakan perbedaan Tekanan Permukaan Laut (SLP) antara Tahiti dan Darwin, Australia.

Dengan :

  1. Pdiff = selisih antara rata-rata satu bulan SLP Tahiti dan rata-rata SLP Darwin
  2. Pdiffav = rata-rata jangka panjang Pdiff di bulan yang dimaksud
  3. SD(Pdiff) = Standar Deviasi jangka panjang dari Pdiff di bulan yang dimaksud

La Nina dideteksi ketika nilai SOI positip selama periode yang cukup lama (setidak-tidaknya tiga bulan).

2. Suhu Muka Laut

La Nina terutama ditandai dengan mendinginnya suhu muka laut di Pasifik Equator

  • SST lebih rendah dibandingkan dengan rata-ratanya.
  • penyimpangan suhu muka laut di daerah tersebut bernilai negatif.

3. Angin passat


Gambar 4. Sirkulasi angin secara global di bumi

Selama kejadian La Nina, angin passat timur menguat. Perairan di sekitar Indonesia dan Australia menjadi lembab dan basah.


Dampak La Nina

La Nina merupakan fenomena cuaca skala global dan mempengaruhi kondisi iklim di berbagai tempat.

1. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca global


Gambar 5. Kondisi cuaca global pada periode La Nina

  1. Angin passat timuran menguat
  2. Sirkulasi Monsoon menguat
  3. Akumulasi curah hujan berkurang di wilayah Pasifik bagian timur. Cuaca di daerah ini cenderung lebih dingin dan kering.
  4. Potensi hujan terdapat di sepanjang Pasifik Ekuatorial Barat seperti Indonesia, Malaysia dan Australia bagian Utara. Cuaca cenderung hangat dan lembab.


2. Dampak La Nina terhadap kondisi cuaca Indonesia


Gambar 6. Pengaruh La Nina terhadap cuaca di Indonesia

Fenomena La Nina menyebabkan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia bertambah, bahkan sangat berpotensi menyebabkan terjadinya banjir. Peningkatan curah hujan ini sangat tergantung dari intensitas La Nina tersebut. Namun karena posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai benua maritim, maka tidak seluruh wilayah Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina.

Halaman Utuh

PEMBELAJARAN LANJUTAN DENGAN TEORI KONSTRUKTIVIS

on Rabu, Mei 06, 2009

Pendidikan sains dan teknologi berada di persimpangan jalan. Dalam rangka mempopulerkan sains-tek, diperlukan terobosan epistemologis dalam rangka membuka kebuntuan keilmuan yang ada selama ini. Apakah ada Teori yang dapat menawarkan jalan keluar? Mari kita simak!

Teori Belajar dari Perspektif Konstruktivis

Secara umum yang disebut konstruktivisme menekankan kontribusi seseorang pembelajar dalam memberikan arti, serta belajar sesuatu melalui aktivitas individu dan sosial. Tidak ada satupun teori belajar tentang konstruktivisme, namun terdapat beberapa pendekatan konstruktivis, misalnya pendekatan yang khusus dalam pendidikan matematik dan sains. Beberapa pemikir konstruktivis seperti Vigotsky menekankan berbagi dan konstruksi sosial dalam pembentukan pengetahuan (konstruktivisme sosial); sedangkan yang lain seperti Piaget melihat konstruksi individu lah yang utama (konstruktivisme individu).

Konstrukstivisme Individu

Para psikolog konstruktivis yang tertarik dengan pengetahuan individu, kepercayaan, konsep diri atau identitas adalah mereka yang biasa disebut konstruktivis individual. Riset mereka berusaha mengungkap sisi dalam psikologi manusia dan bagaimana seseorang membentuk struktur emosional atau kognitif dan strateginya. Piaget misalnya mengusulkan tahapan kognitif yang dilakukan oleh semua manusia. Berpikir pada tiap langkah memasukkan tahapan sebelumnya sehingga makin terorganisir dan adaptif dan makin tidak terikat pada kejadian kongkrit. Piaget menjelaskan bagaimana tiap individu mengembangkan schema, yaitu suatu sistem organisasi aksi atau pola pikir yang membuat kita secara mental mencerminkan “berpikir mengenainya”. Dua proses diaplikasikan dalam hal ini yaitu asimilasi dan akomodasi. Melalui asimilasi kita berusaha memahami hal yang baru dengan mengaplikasikan schema yang ada; sedangkan akomodasi terjadi ketika seseorang harus merubah pola berpikirnya untuk merespon terhadap situasi yang baru. Seseorang melakukan adaptasi dalam situasi yang makin kompleks ini dengan menggunakan schema yang masih bisa dianggap layak (asimilasi) atau dengan melakukan perubahan dan menambahkan pada schema-nya sesuatu yang baru karena memang diperlukan (akomodasi).

Penjelasan di atas menunjukkan penekanan Piaget terhadap pemahaman yang dibentuk oleh seseorang, sesuatu yang berhubungan dengan logika dan konstruksi pengetahuan universal yang tidak dapat dipelajari secara langsung dari lingkungan. Pengetahuan seperti itu berasal dari hasil refleksi dan koordinasi kemampuan kognitif dan berpikir serta bukan berasal dari pemetaan realitas lingkungan eksternalnya.

Hal yang paling mendasar dari penemuan Piaget ini adalah belajar pada siswa tidak harus terjadi hanya karena seorang guru mengajarkan sesuatu padanya, Piaget percaya bahwa belajar terjadi karena siswa memang mengkonstruksi pengetahuan secara aktif darinya, dan ini diperkuat bila siswa mempunyai kontrol dan pilihan tentang hal yang dipelajari. Hal ini tidaklah meniadakan faktor guru dalam proses pembelajaran, justru sebaliknya lah yang terjadi. Pengajaran oleh guru yang mengajak siswa untuk bereksplorasi, melakukan manipulasi, baik dalam bentuk fisik atau secara simbolik, bertanya dan mencari jawaban, membandingkan jawaban dari siswa lain akan lebih membantu siswa dalam belajar dan memahami sesuatu.

Konstruktivisme sosial

Berbeda dengan Piaget, Vygotsky percaya bahwa pengetahuan dibentuk secara sosial, yaitu terhadap apa yang masing-masing partisipan kontribusikan dan buat secara bersama-sama. Sehingga perkembangan pengetahuan yang dihasilkan akan berbeda-beda dalam konteks budaya yang berbeda. Interaksi sosial, alat-alat budaya, dan aktivitasnya membentuk perkembangan dan kemampuan belajar individual. Vygotsky melihat bahwa alat-alat budaya (termasuk di dalamnya kertas, mesin cetak, komputer dll) dan alat-alat simbolik (seperti sistem angka, peta, karya seni, bahasa, serta kode dan lambang) memainkan peran penting dalam perkembangan kognitif. Sistem angka romawi misalnya punya keterbatasan untuk operasi perhitungan; berbeda dengan sistem angka arab yang biasa kita gunakan yang mempunyai lambang nol, bisa dibentuk pecahan, nilai positif dan negatif, menyatakan bilangan yang tak terhingga besarnya dan lainnya. Sistem angka yang dipakai adalah alat budaya yang mendukung berpikir, belajar dan perkembangan kognitif. System simbol ini diberikan dari orang dewasa ke anak melalui interaksi formal ataupun informal dan pengajaran.

Vygotsky menekankan bahwa semua proses mental tingkat tinggi, seperti berpikir dan pemecahan masalah dimediasi dengan alat-alat psikologi seperti bahasa, lambang dan simbol. Orang dewasa mengajarkan alat-alat ini ke anak dalam kegiatan sehari-hari dan si anak menginternalisasi hal tersebut. Sehingga alat psikologis ini dapat membantu siswa meningkatkan perkembangan mental dan berpikirnya. Pada saat anak berinteraksi dengan orang tua atau teman yang lebih mampu, mereka saling bertukar ide dan cara berpikir tentang representasi dan konsep. Sehingga pengetahuan, ide, sikap dan sistem nilai yang dimiliki anak berkembang seperti halnya cara yang dia pelajari dari lingkungannya.

Bagaimana Pengetahuan dikonstruksi?

Untuk dapat menjelaskan bagaimana pengetahuan dibentuk, tiga penjelasan yang bertahap merangkum berbagai pendekatan konstruktivisme ini:

1. Realitas dan kebenaran dari dunia luar mengarahkan pembentukan pengetahuan. Individu merekonstruksi realitas diluarnya dengan membentuk representasi mental secara akurat yang mencerminkan “keadaan apa adanya”. Tahap pertama yang tidak lain model pemrosesan informasi dari teori belajar kognitif.

2. Proses internal dari Piaget yaitu organisasi, asimilasi dan akomodasi mengarahkan pembentukan pengetahuan. Jadinya pengetahuan bukan hanya cermin dari realitas, namun suatu abstraksi yang tumbuh dan berkembang dengan aktivitas kognitif. Pengetahuan bukan sekedar benar atau salah; namun terus tumbuh secara internal yang konsisten dan diorganisasikan seiring dengan perkembangannya.

3. Faktor eksternal dan internal mengarahkan pembentukan pengetahuan. Pengetahuan tumbuh melalui interaksi faktor-faktor internal (kognitif) dan eksternal (lingkungan dan sosial). Deskripsi Vygotsky tentang perkembangan kognitif melalui pengenalan dan pemakaian alat-alat budaya seperti bahasa konsisten dengan pandangan ini.

Hal berikutnya dalam pendekaran konstruktivis ini adalah pertanyaan tentang apakah pengetahuan yang dibentuk itu bersifat internal, umum dan dapat ditransfer atau terikat dalam ruang dan waktu pada saat dibentuk. Apa yang dijelaskan oleh Vigotsky bahwa belajar tergantung konteks sosial dan berada dalam lingkup budaya tertentu memang tepat. Namun apa yang disebut benar dalam waktu dan tempat tertentu bisa menjadi salah di tempat dan waktu yang lain, seperti anggapan bahwa bumi itu datar sebelum Colombus. Ide-ide tertentu berguna pada komunitas tertentu, namun tidak bermanfaat apa-apa di komunitas lain. Apa yang disebut pengetahuan baru ditentukan sebagiannya dengan bagaimana ide baru tersebut sesuai dengan praktek yang berlaku pada saat tersebut. Sepanjang waktu, praktek yang ada dipertanyakan dan bisa diganti, namun sebelum itu terjadi praktek yang ada terus dilakukan karena dinilai tetap menguntungkan.

Selain itu belajar juga terkondisikan berdasar tempat berlangsungnya kegiatan, biasa yang disebut enkulturasi atau proses mengadopsi norma-norma, perilaku, keahlian, kepercayaan, bahasa, sikap dari satu komunitas tertentu. Jadinya pengetahuan tidak hanya dilihat sebagai struktur kognitif individu saja tetapi sebagai buatan dari komunitas sepanjang waktu. Apa yang dilakukan oleh komunitas, cara bagaimana mereka berinteraksi dan menyelesaikan suatu hal, seperti halnya alat yang dibuat oleh komunitas, membentuk pengetahuan dari komunitas tersebut. Belajar artinya menjadi lebih mampu untuk berpartisipasi dalam kegiatan dan pemakaian alat dan mendapat bagian identitas sebagai anggota komunitas.

Disadur secara bebas dari:

Hoy, W. K., & Miskel, C. G. (2005). Educational Administration (seventh ed.). New York: McGraw Hill.

Kredit Gambar: michaelsydney.edublogs.org

PLANET BARU DI LUAR TATA SURYA

Dua astronot telah menangkap “penampakan” sekumpulan planet alien di luar sistem Tata Surya. Diduga planet tersebut berjaran triliunan mil dari bumi, tiga di antaranya mengorbit di bintang yang sama.

“Ini adalah langkah awal untuk memahami apakah ada planet lain mirip bumi dan apakah kita bisa hidup di sana,” komentar Bruce Macintosh dari Lawrence Livermore National Lab, salah satu astronom yang memotret foto tersebut.

Bersama timnya ia menggunakan dua buah teleskop, sedangkan tim lain menghasilkan foto dari teleskop ruang angkasa Hubble yang biasa menangkap gambar dari luar Tata Surya. Selama 13 tahun ini, ilmuwan telah menemuka lebih dari 300 planet di luar Tata Surya.

Studi Lanjutan

Menurut ilmuwan antariksa NASA, Ed Weiler, semua fioto-foto planet tersebut sangat penting. Dalam konferensi pers, Weiler mengatakan bahwa temuan ini melengkapi tujuan NASA dengan proyek teleskop Hubble-nya sejak tahun 1990/

Ilmuwan astronomi lain berpendapat bahwa temuan planet baru dari foto tersebut perlu dipelajari lebih lanjut, apakah betul itu planet baru atau hanya bintang biasa. im Hubble membandingkan foto itu dengan foto hasil jepretan Hubble di tahun 2006 dan 2004.

Diterjemahkan secara bebas dari Associated Press.
Foto: Associated Press

PANJANG JEMARI MENENTUKAN PRESTASI

on Minggu, Mei 03, 2009

Siapa sangka jari jemari ternyata bisa menentukan “nasib” manusia? Bukan ramalan lho, tapi ini hasil studi ilmiah. Anak lelaki dengan jari manis lebih pajang dari jari telunjuk bisa belari lebih cepat. Ternyata ukuran panjang jari terkait dengan hal-hal baik dan buruk yang dibawa oleh kesuburan, kerentanan terhadap penyakit, dan kepribadian.

Ilmuwan mengatakan bahwa peran hormon testoteron semasa di dalam rahim lah yang menentukan panjang pendeknya jari seorang anak. Tim ilmuwan dari Southampton University melakukan studi pada 241 anak lelaki usia 10-17 tahun pada kompetisi bakat di Qatar. Mereka yang memiliki jari manis lebih panjang ternyata mampu berlari lebih cepat daripada yang berjari manis pendek.

Matematika dan Bahasa

“Mereka unggul sejak garis start dan terus lebih unggul hingga selesai,” komentar John Manning, salah satu anggota tim ilmuwan itu.

Studi terdahulu mengatakan bahwa panjanng jadi juga terkait dengan tingkat agresi seorang lelaki. Anak-anak yang memiliki jari manis lebih panjang juga kerap meraih skor tinggi dalam matematika daripada skor verbal atau bahasa. Sedangkan mereka yang jari telunjuknya lebih panjang justru bagus dalam skor membaca dan menulis.

Tahun 2006 pernah juga dilakukan studi yang membuktikan bahwa panjangnya jemari juga ada hubungannya dengan prestasi atlet perempuan. Dan kabar buruknya adalah, mereka yang memiliki jari manis lebih panjang dari jari telunjuk justru berisiko menderita osteoartritis, demikian menurut jurnal Arthritis and Rheumatism.

Tahun 2004, American Journal of Human Biology memuat bahwa bagian tubuh yang tidak simetris -telinga kiri lebih besar dari kanan, misalnya- berhubungan dengan stres sang ibu saat mengandung mereka. “Stres saat hamil dapat menghasilkan anak dengan bagian tubuh tidak simetris,” jelas Zeynep Benderlioglu dari Ohio State University.
Wah, ternyata bentuk anggota tubuh kita juga berhubungan dengan perilaku dan otak kita, ya.


Diterjemahkan secara bebas dari Livescience.com
Foto:geneticarchaeology.com

UCHIHA

Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments

DUEL MAUT

Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments

SIMBOLIC

Religious Myspace Comments

ALBUM GUE


KURS MATA UANG


GOYANG NGEBOR

zwani.com myspace graphic comments