IN THE NAMES OF GOD - ALLAH

Religious Myspace Comments

SELAMAT DATANG

zwani.com myspace graphic comments

MY CLAN SPECIAL THECNIQUE

Anime Myspace Comments
Myspace Glitter Graphics Maker

"FATWA CINTA SANG RAJA"

Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata - katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang di hati
orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu.

Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu akan tetap ada.

Dan, luka karena kata - kata adalah sama buruknya dengan luka berdarah.

(Adryan Mulya Hadinata)

PSIKOLOG HARUS MENGERTI TENTANG OTAK MANUSIA

on Senin, Februari 09, 2009

Pusat kontrol manusia berada di Otak. Manusia itu bisa dianalogikan seperti komputer yang terdiri dari 3 komponen hardware (Keyboard, Processor, dan Monitor). Keyboard berfungsi untuk memasukan input yang akan diterima, diproses, dan disimpan oleh processor. Setelah itu output akan muncul sebagai tampilan di Monitor. Dalam kehidupan manusia input bisa dalam bentuk proses pembelajaran (pengalaman, pengamatan, dsb). Sedangkan proses adalah mekanisme yang terjadi di organ tubuh manusia terutama otak (sebagai processor). Ouput dari proses itu bisa muncul dalam bentuk konsekuensi, perilaku, dan perasaan manusia. Ketiga hal tersebut tidak bisa dipisah-pisahkan karena semua memiliki kaitan proses.

Psikolog sebagai profesi yang mempelajari tentang perilaku manusia seringkali hanya berfokus pada input dan output saja. Sedangkan Psikiater lebih fokus kepada proses. Maka dari itu sering “tidak nyambung” antara Psikolog dengan Psikater dalam memberikan layanan terapi yang dibutuhkan oleh pasien.

Jika ketiga komponen (input, proses, dan output) ini bisa dipahami dengan baik maka hasilnya akan optimal. Sayangnya saat ini belum ada kurikulum khusus di fakultas psikologi yang mempelajari tentang proses yang terjadi di otak manusia. Banyak masalah perilaku manusia yang bisa dijelaskan jika kita memahami tentang ketiga hal tersebut.

Sebagai contoh bagaimana perasaan manusia sangat terkait dengan hormon (neuro-transmitter) yang diproduksi oleh otak saat merespon sebuah peristiwa tertentu. Bagaimana proses pencucian otak manusia atau sekedar menjelaskan fenomena seolah-olah agama tidak bisa dijelaskan dengan teori ilmiah, mengapa bisa terjadi seperti itu? Mengapa muncul perilaku adikitif? Mengapa ciuman bisa menurunkan stress? Mengapa tertawa bisa membuat sehat? dan masih banyak lagi….

Kredit foto : http://www.mymanmitt.com/mitt-romney/

PENCIPTAAN DENGAN EVOLUSI

Pada mulanya tidak ada sesuatupun yang bisa disebut, kecuali satu pribadi paling superior, yang maha segalanya, yang bisa melakukan apapun yang dikehendaki seketika itu juga. Dialah Allah. Dialah Tuhan, Tuhan dengan “T” besar, yakni pribadi yang sebenar-benar Tuhan dan tak ada apapun yang bisa meragukanNya. Semuanya kosong, tak terdefinisi, tak ada bahasa sama sekali bahkan untuk menyebut kekosongan itu sendiri. Pada saat itu atau pada apapun itu—karena belum ada definisi waktu yang bisa disebut—hanya Allah, Tuhan yang Maha Hadir, sementara semuanya tidak ada. Dialah yang permulaan, tidak ada yang lebih dahulu daripadaNya. Allah ada sejak mula-mula antah-berantah dan akan eksis untuk selama-lamanya tanpa pengakhiran. Dialah yang kekal. Dialah yang berdiri sendiri, dimana kemandirianNya mutlak dan tak ada yang mampu menimpakan mudharat maupun manfaat terhadap kemandirian tersebut. Dialah yang satu dan satu-satunya Tuhan yang sempurna. Dialah yang berkuasa atas segalanya. Dia Maha Berkehendak. Dia Maha Berpengetahuan. Dialah yang selalu hidup. Dialah yang Maha Melihat. Dialah yang Maha Mendengar. Dan Dialah yang Maha Berfirman. Allah memiliki semua karakter atau sifat yang paling sempurna.

Tuhan menguasai semua kemampuan inderawi, karena Dia menguasai semua medium interaksi, dari gelombang tak hingga dan gelombang elektromagnetik sampai benda-benda kasar dan diskrit. Namun itu bukan berarti Dia seperti manusia yang mempunyai fisik. Tuhan tidak terikat apapun, termasuk hukum-hukum tentang materi, ruang-waktu, atau apapun. Sangat tidak diperbolehkan, bahkan menjijikan, jika Tuhan digambarkan secara manusiawi. Kita dan alien-alien di luar angkasa sana, jin dan bahkan malaikat sekalipun tak ada yang tahu. Allah terlalu agung untuk dilihat apalagi digambarkan. Hanya Allah yang tahu tentang bagaimana diriNya.

Kosong

Ketika semuanya kosong, tidak ada apapun yang mengenali Allah, maka Dia pun ingin dikenal. Kemudian Allah pun berkehendak membuat makhluk yang bisa mengenaliNya, yakni alam semesta. Allah cenderung pada semua yang indah, teratur, cosmos, dan benci pada hal-hal yang chaos. Maka diciptalah alam yang penuh keteraturan, kosmosisme. Allah merancang masterpiece kosmos ini dalam dua hal besar, yakni baik dan buruk. Representasi dua hal berpasangan tersebut akan diwujudkan dalam dua material raksasa, yaitu Surga (sebagai kebaikan) dan Neraka (sebagai keburukan). Surga dan Neraka ini akan diperuntukkan bagi ruh-ruh makhluk hidup yang memiliki otoritas atas alam semesta, seperti malaikat, jin, alien, dan manusia. Sebagai transisi, diciptalah suatu material yang terdiri dari campuran hal baik dan buruk, yakni Dunia, dimana semua jenis ruh akan melalui material ini dulu sebelum akhirnya ke Surga ataupun Neraka.

Mereka—Surga, Neraka, dan Dunia—menempati sebuah superstruktur yang berpusat terhadap Aras (singgasana Allah) seperti elektron-elektron yang selalu mengelilingi inti atom atau seperti planet-planet yang selalu mengelilingi matahari. Struktur inilah yang disebut sebagai Teosentrisme, yaitu semesta yang berpusat pada Tuhan. “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. 57:1)”

Mula-mula Allah berkehendak menciptakan alam semesta. Maka ketika Dia berkata “Kun” (Jadilah!), maka terjadilah semua yang dikehendakiNya. Inilah konsep penciptaan yang sebenarnya. Dalam kondisi keilahian, tidak ada dimensi apapun yang bisa melingkupi, karena semua dimensi adalah makhluk, sedangkan Tuhan adalah khalik atau yang mencipta. Tak terkecuali waktu. Proses-proses terjadinya alam atau evolusi itu sendiri tak begitu berarti bila berhadapan dengan Allah. Makhluk bernama “waktu” terlalu hina untuk mempengaruhi Allah. Dalam sudut pandang Allah, waktu yang relatif lama itu hanya berlangsung sekejap. Relativitas ini telah termaktub di dalam Al Quran, sebagai berikut:

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (QS. 70:4)”.

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu (QS. 22:47)”.

Tahap-tahap

Dari sudut pandang manusia, alien, atau siapapun yang menjadi pelaku sains, proses terjadinya alam tentu melalui beberapa tahap evolusi yang bisa dipahami dengan kecerdasan. “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. 10:3)”.

Langit dan bumi ditancapkan dalam pengertian manusia modern bukan secara harfiah. Istilah ini digunakan secara turun-temurun sejak adanya manusia pertama, dilanjutkan oleh para pewarisnya melalui Mushaf Nuh, Mushaf Ibrahim, Taurat, Mazmur, Injil, dan terakhir Alquran. Nenek moyang kita mungkin lebih mudah menyebut kosmos sebagai sekedar apa yang tampak di atas, yakni langit, dan apa yang tampak di bawah, yakni bumi, sehingga istilah itu dipopulerkan Tuhan melalui kitab-kitabNya. Namun dengan semakin berkembangnya teknik-teknik kecerdasan manusia, ternyata istilah tersebut masih relevan. Langit misalnya, sebagai representasi struktur alam besar, dinyatakan memiliki tujuh tingkat seperti dalam ayat QS. 2:29. Begitu juga bumi, sebagai representasi struktur alam kecil, juga memiliki tujuh tingkat, seperti dinyatakan dalam ayat QS. 65:12 (silakan baca essai yang berjudul Al Quran, Kosmologi, dan Fisika Energi Tinggi).

Tahap-tahap evolusi dalam penciptaan semesta itu sendiri melalui enam fase, sesuai dengan penjelasan QS. 10:3 di atas. Pada mulanya, suatu rancangan kosmos yang supercanggih digelontorkan Allah ke dalam antah-berantah. Dan dari rancangan inilah tahap-tahap itu berjalan. Rancangan itu berisi enam hukum dasar yang saling berlapis-lapis, seperti kacang-kacang mede yang dibungkus karamel, kemudian dilapisi coklat, dan kemudian dilapisi lagi oleh krim dalam sebuah paket blackforest yang lezat. Keberpasangan adalah hukum yang paling umum diantara hukum-hukum yang lain, disusul dengan hukum-hukum dimensi atau yang biasa dikenal sebagai ruang-waktu. Ruang-waktu akan melingkupi hukum-hukum tentang gelombang material. Hukum gelombang lalu akan membentuk apa yang disebut Nukleoaktivitas dan hukum-hukum yang mengikatnya. Nukleoaktivitas kemudian akan mewujudkan partikel-partikel dengan segala hukumnya. Dan partikel-partikel tersebut akan membentuk hukum-hukum struktur. Pada akhirnya, sistem tersebut akan membentuk sebuah alam semesta yang sangat teratur, indah, dan patuh.

Sekarang lepaslah cincin yang terbalut pada jari Anda, ambil, dan perhatikan baik-baik. Andaikata kita bisa memutar balik tahap-tahap waktu kejadiannya—dan sekarang kita bayangkan bisa melakukannya—maka lakukanlah. Perhatikan baik-baik struktur cincin tersebut. Andaikata cincin itu bisa dipotong dengan pisau, maka potonglah dan terus potong hingga menjadi halus dan potong lagi hingga semua atomnya terputus. Ambil salah satu atom dan potong lagi hingga elektron-elektronnya terlepas dari inti. Ambillah inti tersebut dan kupaslah partikel-partikel pengotor inti terus-menerus hingga semua proton, neutron, elektron, positron, kuark, neutrino, dan sebagainya terkelupas dari selubung inti. Maka tinggallah nukleoaktivitas di balik selubung tersebut. Robek dan remas dengan sekuat-kuatnya nukleoaktivitas tersebut, sehingga tercerai-berailah semua gelombang dari dalam tubuhnya, berhamburan ke segala arah. Dapur pembuatan partikel di dalam inti nukleoaktivitas pun pecah. Tangkap salah satu gelombang tersebut, pegang ujung-ujungnya dengan kedua tangan Anda. Tarik kedua tangan Anda berlawanan arah sekuat-kuatnya sehingga gelombang tersebut akan meregang. Semakin kuat Anda meregangkannya, semakin mengecil amplitudo gelombang itu (tinggi bukit dan dalam lembahnya semakin mengecil), terus-menerus hingga mencapai kecil yang tak terhingga. Maka hilanglah eksistensi jasadiah gelombang tersebut dalam ruang-waktu. Dan jangan lupa gulung pula “karpet” ruang-waktunya, maka tinggallah kekosongan antah-berantah (bukan ruang-waktu) yang berisi cikal-bakal pondasi cincin Anda, yakni Prinsip Keberpasangan. Kebalikan dari proses-proses ini adalah proses terjadinya cincin Anda. Dan kira-kira seperti itu pulalah proses terjadinya jagat raya secara keseluruhan, yakni penciptaan dengan evolusi.

MATEMATIKA, ANTARA NYATA & ABSTRAK...

on Minggu, Februari 08, 2009

“Pembelajaran matematika harus selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata”.

Kalimat ini sudah sering didengungkan oleh para pakar pendidikan, terutama pendidikan matematika. Begitu juga dengan para orang tua yang berpendapat bahwa cara terbaik untuk menjelaskan konsep-konsep matematika adalah dengan menggunakan kasus-kasus dalam kehidupan nyata. Namun, para peneliti dari Ohio State University menemukan sesuatu yang mengejutkan. Mahasiswa yang diberi penjelasan konsep matematika dengan menggunakan kasus-kasus realistik justru tidak bisa menggunakan pengetahuannya untuk situasi-situasi yang baru.

Simbol

Penelitian ini dipimpin oleh Jennifer Kaminski dan dipublikasikan di jurnal Science. Ia menemukan bahwa mahasiswa yang diberi pelajaran matematika dengan menggunakan simbol-simbol abstrak justru lebih bisa menerapkan pengetahuannya.

“Penemuan ini menimbulkan keraguan terhadap cara mendidik yang sudah kita percayai selama ini”, demikian kata asisten peneliti Vladimir Sloutsky. “Kita sudah sangat mempercayai metode pembelajaran dengan menggunakan kasus-kasus nyata, dan hal ini sekarang dipertanyakan”.

Para peneliti memeriksa daya tangkap mahasiswa dalam mempelajari konsep-konsep dasar matematika semisal hukum komutatif dan asosiatif, yaitu sebagai contoh belajar bahwa 2+3 sama dengan 3+2. Beberapa mahasiswa diajari dan diminta mengerjakan soal dengan menggunakan notasi simbolis. Mahasiswa yang lain diajar dengan menggunakan kasus-kasus nyata, semisal menggunakan kasus mengukur banyaknya air dalam tempat penampung air dan menghitung berapa banyaknya bola yang ada pada sebuah keranjang bola.

Setelah diajari dengan menggunakan beberapa teknik pengajaran, mereka mengikuti tes pilihan ganda. Pada tahap ini sebagian besar mahasiswa dapat menerapkan pengetahuan yang telah mereka dapatkan, namun pada saat disuguhkan soal-soal baru yang menuntut penerapan prinsip, mereka yang belajar dengan menggunakan simbol-simbol abstrak dapat mengerjakan jauh lebih baik. Soal-soal baru yang digunakan pada eksperimen ini merupakan soal permainan yang belum pernah ada sebelumnya, di mana dibutuhkan konsep-konsep matematika yang baru saja dipelajari untuk memecahkannya. Mahasiswa kemudian diberikan sebuah tes kecil. Mereka yang belajar dengan menggunakan simbol-simbol abstrak dapat menjawab delapan puluh persen pertanyaan dengan benar, sedangkan mereka yang belajar dengan contoh-contoh kehidupan nyata memperoleh hasil yang tidak sebaik itu.

Contoh Nyata

Di percobaan lain, mahasiswa yang diajari dengan menggunakan contoh-contoh kehidupan nyata diminta untuk membandingkan dan mencari apa yang serupa dari contoh-contoh tersebut. Mereka selanjutnya diberi tes kecil lagi, dan memang mereka mengalami peningkatan, namun tidak sebanding dengan mahasiswa yang diajari dengan simbol-simbol abstrak. Para peneliti berpendapat bahwa hanya ada beberapa orang yang mendapatkan keuntungan lebih dari pembelajaran matematika dengan menggunakan kasus-kasus nyata.

Untuk eksperimen terakhir, para mahasiswa yang telah diajari dengan menggunakan kasus-kasus nyata kembali diberi pelajaran dengan menggunakan simbol-simbol abstrak. Pada tahap ini mereka yang belajar hanya dengan menggunakan simbol-simbol abstrak tetap dapat mengaplikasikan pengetahuannya dengan lebih baik. Para peneliti menduga bahwa contoh-contoh kehidupan nyata mengandung terlalu banyak informasi yang akhirnya mengaburkan konsep matematika yang ada di dalamnya.

“Kita benar-benar perlu membedah dan membawa konsep-konsep tersebut ke dalam notasi-notasi simbolis yang abstrak seperti variabel dan bilangan. Para mahasiswa akan lebih siap untuk menerapkan konsep-konsep tersebut ke berbagai macam situasi”, kata Kaminski.

Peneliti-peneliti ini berharap, temuan mereka akan menimbulkan perdebatan mengenai cara pembelajaran matematika yang paling efisien.

~diterjemahkan secara bebas dari +Plus Magazine.

foto:students.ithaca.edu

TAHAN BENCANA ALAM, KREASI RUMAH MASA DEPAN

on Jumat, Februari 06, 2009

Naiknya permukaan air laut, frekuensi badai yang semakin sering dengan kekuatan yang terus berlipat ganda, banjir dan kekeringan merupakan sebagian kecil dari dampak pemanasan suhu bumi.

Beruntunglah, para ilmuwan sudah memulai berbagai riset untuk membuat hunian yang aman dan nyaman di tengah hempasan bencana yang akan semakin sering melanda bumi. Beberapa diantaranya sudah berdiri dan tahan diterpa berbagai bencana salah satunya badai Katrina. Walau interior rumah ini porak poranda namun strukturnya tetap berdiri kokoh.


Rumah terlindung kubah tahan terpaan badai

Rumah terlindung kubah tahan terpaan badai

Bagi warga Amerika Serikat, bencana yang paling banyak menerpa adalah badai, topan, dan tornado. Sehingga struktur yang kokoh terhadap badai menjadi prioritas warga dalam membangun rumah mereka. Maka tak heran, rumah berbentuk kubah ini yang disebut juga rumah do-it-yourself karena bisa dibangun sendiri dengan panduan dari buku petunjuk, laku keras.

Berbeda dengan di Belanda, dimana bencana banjir menjadi perhatian utama warganya. Rumah yang bisa mengapung menjadi pilihan utama. Koen Olthuis yang mendirikan Waterstudio, sebuah perusahan arsitektur dari Belanda, memfokuskan dirinya untuk pembuatan rumah apung yang bisa bertahan di tengah luapan air yang mengenang. Sebuah rumah percontohan yang terdiri dari 1.200 rumah sedang dalam proses pembangunan di Naaldwijk, dekat Rotterdam.

Bahkan Koen Olthuis juga telah didaulat untuk membangun mesjid apung di Dubai. Direncanakan tahun 2010 akan mulai dibangun.
Ide dari para ilmuwan ini memang inovatif dan membawa kesegaran baru bagi dunia arsitektur. Namun, se-kreatif apapun ide para ilmuwan, bila kita sebagai penduduk bumi bersikap tidak peduli terhadap lingkungan, bumi akan rusak semakin parah.

Artikel disadur dari http://www.newscientist.com/article/dn16952-futureproof-homes-for-a-warmer-world.html

MATEMATIKA INVERSI

Generasi pertama matematika lahir dalam peradaban Mesir dan India. Metode matematika yang berkembang masih sangat bersahaja (teori ini mungkin bisa salah apabila dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka sudah bisa membuat konstruksi piramida yang sudah pasti membutuhkan formulasi matematika yang rumit), dalam bentuk aplikasi perhitungan-perhitungan sederhana kehidupan sehari-hari, misalnya perhitungan pajak yang didasarkan luas tanah, utang-piutang dalam perdagangan, dan sebagainya. Mereka belum mengenal nama matematika.

Dalam perjalanannya, pada peradaban kuno Yunani, nama “Matematika” pertama kali diperkenalkan Pythagoras. Inilah generasi kedua dalam sejarah matematika. Beliau memasukkan material pertama ke dalam aras matematika modern, yakni aritmatika, cabang matematika yang membahas bilangan dan sistem operasinya. Setelah itu, Aristoteles melanjutkan perkembangan matematika dengan menambahkan cabang ilmu logika ke dalamnya. Di pihak lain, Euclid menambahkan geometri.

Generasi ketiga lahir pada masa peradaban Islam. Abu Ja’far Muhammad ibnu Musa Alkhwarizmi menyempurnakan logika-logika Aristoteles dengan menambahkan langkah-langkah metodik penyelesaian masalah. Selanjutnya, ini melahirkan cabang matematika yang kemudian terkenal dengan sebutan logaritma. Beliau juga dikenal sebagai penemu angka 0 dan notasi-notasi operasional aritmatika yang kemudian melahirkan cabang matematika bernama aljabar. Ada juga matematikawan bernama Umar Khayyam, yang menyempurnakan geometri dengan mengawinkannya dengan metode-metode aljabar.

Setelah peradaban Islam runtuh, peradaban Eropa berkembang sangat pesat. Tongkat estafet pun berpindah lagi dan melahirkan generasi keempat. Rene Descartes mengawalinya dengan memperkenalkan geometri analitis. Cabang matematika ini benar-benar mengawinkan geometri dan aljabar, dan merupakan bentuk sempurna dari metode Umar Khayyam. Beliau mengembangkan metode-metode penggambaran objek satu, dua, dan tiga dimensi dengan notasi-notasi nljabar. Geometri analitis kemudian disempurnakan lebih lanjut oleh Isaac Newton sehingga melahirkan cabang baru matematika yang disebut kalkulus. Metode ini mampu menggambarkan objek empat dimensi melalui fungsi deferensiasi dan integral. Sejauh ini, kalkulus adalah pencapaian matematika yang paling tinggi.

Ketakberhinggaan

Tiga abad telah berlalu sejak Newton menyampaikan kalkulus, belum ada masalah yang benar-benar tidak bisa dijelaskan matematika, kecuali ketakberhinggaan, yang telah berakar dari masa Pythagoras. Pythagoras adalah orang yang meyakini bahwa jagat raya adalah kumpulan harmoni musik yang sangat indah. Melalui instrumen musik, beliau menemukan hubungan antara angka-angka dan musik. Angka adalah simbol-simbol yang menyusun syair-syair alam. Gerakan benda-benda, planet-planet, dan bintang-gemintang di ruang angkasa bersatu-padu menghasilkan simfoni keharmonisan semesta. Selanjutnya, beliau mengubah bilangan-bilangan dari alat musiknya menjadi sebuah prinsip kehidupan yang pokok. Beliau lalu menyebut filosofi tersebut dengan nama “Matematika”.

Beliau berpandangan bahwa semua hal adalah susunan bilangan-bilangan yang sangat teratur. Beliau membagi sistem bilangan menjadi dua, yakni bilangan ganjil dan bilangan genap, yang masing-masing selalu berdiri sendiri. Akan tetapi, beliau lebih dikenal dengan Teorema Trigonometri tentang hubungan sisi-sisi pada segitiga siku-siku. Sayangnya, teorema ini justru satu-satunya penyebab rusaknya keharmonisan semesta beliau sendiri.

Pythagoras telah menemukan bahwa jumlah akar dari kuadrat panjang sisi-sisi pada segitiga siku-siku sama dengan panjang sisi miringnya. Pythagoras memisalkan hubungan teoremanya dengan susunan ubin-ubin persegi pada lantai. Misalnya ada segitiga siku-siku yang memiliki panjang sisi B sebesar 3 ubin dan panjang sisi C sebesar 4 ubin, maka agar diperoleh sudut siku-siku, 5 ubin harus terpasang tepat pada sisi A.

Suatu hari seorang pengikut Pythagoras, Hippasus, menemukan paradoks menjengkelkan yang menghancurkan kesimetrikan tersebut. Dalam sebuah pelayaran, dia menyusun 1 ubin untuk sisi B dan 1 ubin lagi untuk sisi C. Setelah diusahakan dengan susah-payah, ternyata harus ada ubin yang dipotong-potong untuk mengisi penuh sisi A, agar sisi B dan sisi C menjadi siku-siku. Dengan memakai prosedur yang sama, Hippasus menemukan bilangan yang bersifat genap dan ganjil secara bersamaan. Semua orang di kapal itu tidak bisa menemukan nilai pasti dari ubin yang harus memenuhi sisi A. Mereka pun sepakat untuk menyembunyikan eksperimen ini, namun tetap saja bocor.

Meskipun terkesan sepele, implikasi masalah ini sangat luar biasa. Semua upaya untuk menyatakan ubin A sebagai faksi bilangan utuh telah gagal. Ia bersifat genap dan ganjil secara bersamaan. Sampai sekarang, kita menyebut bilangan seperti itu sebagai bilangan irrasional, bilangan yang tak masuk akal. Meskipun ia disebut bilangan, tapi ia tidak bisa dituliskan. Bilangan yang bersifat genap dan ganjil secara serentak adalah paradoks, yang kemudian menimbulkan paradoks yang lebih membingungkan, The Achilles.

Pada masa Yunani kuno, hidup seorang filusuf yang bernama Zeno. Ia mengusulkan paradoks abadi yang terkenal dengan sebutan The Achilles. Achille adalah pelari tercepat di zamannya. Dia berupaya menangkap seekor kura-kura. Akan tetapi, ketika ia mencapai posisi dimana kura-kura mulai bergerak, si kura-kura ternyata telah jauh melampauinya. Lalu ia pun bergegas mengejarnya kembali, tetapi ketika ia sampai di posisi kura-kura kembali, tiba-tiba ia telah ditinggalkannya kembali. Dan ketika Achille berupaya mengejarnya kembali, kasus serupa pun terjadi dan terjadi lagi secara terus-menerus sampai tak terhingga. Sederhananya, yang bergerak cepat tidak akan pernah menyalip yang bergerak lambat, hanya jarak yang memisahkan mereka akan semakin berkurang, namun tidak akan pernah habis sama sekali. Ini seperti memasukkan segitiga-segitiga agar memenuhi suatu lingkaran. Tidak ada orang yang bisa dengan pasti menghitung seberapa banyak segitiga yang dibutuhkan untuk mengisi seluruh ruang lingkaran, atau sampai kapan Achille akan mendapatkan kura-kura tersebut. Paradoks ini sampai sekarang belum terpecahkan.

Dua Metode

Untuk melihat seberapa besar nilai ketakberhinggaan itu, cara pandang kita terhadap bilangan tersebut harus diubah total. Berdasarkan prinsip keberpasangan, angka 0 berpasangan dengan angka ∞, karena sifat-sifat di antara kedua bilangan itu saling bertolak-belakang. Angka 0 mewakili situasi sistem yang kosong dan angka ∞ mewakili situasi sistem yang penuh. Bukti matematis kebertolakbelakangan tersebut adalah persamaan 0=1/∞ atau ∞=1/0. Oleh karena itu, matematika dibagi dalam dua sistem yang saling berpasangan, yakni matematika yang berpusat pada angka netral 0 dan matematika yang berpusat pada angka netral ∞. Jenis matematika yang kedua disebut “Matematika Inversi”.

Sekarang ambillah satu gelas kosong ukuran 200 cc dan segenggam biji beras seukuran 200 cc pula, dan letakkan keduanya di atas meja berdampingan. Andaikata ada suatu pertanyaan yang mencuat, berapa jumlah segenggam biji beras yang bisa memenuhi gelas seukuran 200 cc? Maka mulailah Anda menghitungnya!

Biji-biji beras yang sedang kita bicarakan bisa dikatakan sebagai objek diskrit yang bisa diwakili angka-angka. Apabila Anda ingin menghitung segenggam biji beras 200 cc dengan cara mencocokkannya dengan gelas seukuran 200 cc, ada dua cara yang bisa Anda gunakan. Pertama, Anda bisa menghitung dengan cara memasukkan satu per-satu biji-biji beras dari atas meja ke dalam gelas. Anda harus memastikan bahwa tidak ada satu pun biji beras yang terlewat. Cara yang kedua, Anda bisa memasukkan semua biji beras yang ada di atas meja ke dalam gelas terlebih dahulu, lalu Anda akan mengeluarkannya kembali satu per-satu sambil menghitungnya tanpa melewatkannya satu pun. Anda akan mendapatkan jumlah beras yang tepat sama untuk kedua metode tersebut, dengan catatan tidak ada biji beras yang terlewatkan atau jatuh tercecer.

Metode pertama adalah Matematika konvensional yang biasa kita gunakan sehari-hari. Matematika ini akan mulai menghitung dari angka 0 kemudian 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. Angka-angka ini berstatus positif. Apabila Anda tidak memiliki beras dan uang sama sekali, sedangkan Anda ingin memasukkan beras ke dalam gelas kosong tersebut untuk kemudian dimasak, maka satu-satunya cara yang benar adalah meminjam beras kepada orang lain. Maka, beras-beras hasil pinjaman yang masuk ke dalam gelas kemudian akan berstatus negatif. Sistem ini telah sangat maklum dalam kehidupan kita sehari-hari.

Metode yang kedua memandang angka ∞ sebagai pusat bilangan. Anda akan mulai menghitung biji-biji beras dari keadaan gelas penuh, lalu Anda akan menghitungnya dari angka ∞ kemudian 1, 2, 3, 4 dan seterusnya. Angka-angka ini akan berstatus positif. Suatu kali teman Anda akan memberikan segenggam berasnya kepada Anda. Apabila Anda hanya mengetahui gelas saja sebagai tempat menyimpan beras, sedang gelas Anda masih terisi penuh beras, maka meskipun Anda menerima beras pemberian itu, Anda tidak akan bisa memasukkannya ke dalam beras. Anda akan mengatakan: “Tolong simpan dulu beras itu, nanti akan saya ambil kalau gelas saya sudah kosong”. Maka, beras-beras itu akan berstatus negatif. Sistem ini bertolakbelakang dengan matematika yang biasa kita kenal. Oleh karena itu, sistem ini bisa dikatakan sebagai bentuk terbalik dari matematika konvensional atau matematika inversi.

Analogi di atas mengejutkan kita yang selama ini merasa aman dengan hanya mempergunakan suatu bagian dalam sistem matematika universal. Dalam kasus The Achilles, seorang pelari tercepat tidak bisa mengejar seekor kura-kura terlambat karena ia terkungkung oleh aturan, ketika A mencapai X maka B harus mencapai Y. Achille dan kura-kura berada dalam dua sistem diskret yang berbeda, dimana diskret yang satu bertalian dengan fungsi waktu yang lebih cepat sedangkan diskret yang lain bertalian dengan fungsi waktu yang jauh lebih lambat. Dua fungsi ini diperhitungkan akan bertemu di suatu ujung waktu di masa depan. Kalau metode inversi digunakan, tidak ada paradoks apapun dalam persoalan ini.

Sekarang mulailah dengan menentukan jarak tempuh yang mungkin untuk kedua objek diskret tersebut, misalnya sepanjang jalan yang menghubungkan kota Athena sampai Sparta. Kalau kejar-kejaran itu dimulai dari kota Athena, maka maka fungsi waktu kedua objek tersebut akan bertemu di gerbang kota Sparta. Jarak diantara dua gerbang ini merupakan representasi sistem alam secara keseluruhan (begitu juga gelas yang dibicarakan dalam analogi). Gerbang kota Athena disebut “0″ dan gerbang kota Sparta disebut “∞”, sedangkan kedua angka ini berada dalam sistemnya masing-masing yang bisa saling berkonversi. Apabila digambarkan dalam suatu kurva virtual, kejar-kejaran antara Achille dan kura-kura akan bermula dari gerbang kota Athena sebagai 0 dan akan berakhir di gerbang kota Sparta sebagai ∞. Jadi, jelaslah definisi awal dan akhir dari kasus tersebut, tidak ada lagi ketakberhinggaan.

Matematika inversi, saya kira, bisa dikembangkan lebih jauh dalam bidang-bidang matematika yang lain, seperti geometri, aljabar, dan kalkulus. Dan ini hanya bisa dilakukan kalau generasi ini sedikit memodifikasi mindset, dengan berpikir dari dua arah berbeda yang saling bertalian, berpasangan, dan saling bertolakbelakang, namun juga saling melengkapi satu sama lain. Selamat berpikir!

Tahukah Anda jam piket organ tubuh kita?

on Rabu, Februari 04, 2009

Tahukah Anda jam piket organ tubuh kita?

Tahukah anda sekalian. Bukan hanya manusia saja yang dapat melakukan jam piket. Tapi organ dalam tubuh kita juga melakukan jampiket untuk dapat membuat tubuh kita sehat dan kuat. jam piket yang ada dalam tubuh kita telah diatur sedemikian rupa dengan rapi. Dan mereka melakukan tugasnya dengan baik.

LAMBUNG
Jam 07.00 - 09.00
Jam piket organ lambung sedang kuat, sebaiknya makan pagi untuk proses pembentukan energi tubuh sepanjang hari. Minum jus atau ramuan sebaiknya sebelum sarapan pagi, perut masih kosong sehingga zat yang berguna segera terserap tubuh.

LIMPA
Jam 09.00 - 11.00
Jam piket organ limpa kuat, dalam mentransportasi cairan nutrisi untuk energi pertumbuhan. Bila pada jam-jam ini mengantuk, berarti fungsi limpa lemah. Kurangi konsumsi gula, lemak,minyak dan protein hewani.

JANTUNG
Jam 11.00 - 13.00
Jam piket organ jantung kuat, harus istirahat, hindari panas dan olah fisik, ambisi dan emosi terutama pada penderita gangguan pembuluh darah .

HATI
Jam 13.00 - 15.00
Jam piket organ hati lemah, bila orang tidur, darah merah berkumpul dalam organ hati dan terjadi proses regenerasi sel-sel hati. Apabila fungsi hati kuat maka tubuh kuat untuk menangkal semua penyakit.

PARU-PARU
Jam 15.00 - 17.00
Jam piket organ paru-paru lemah, diperlukan istirahat, tidur untuk proses pembuangan racun dan proses pembentukan energi paru-paru

GINJAL
Jam 17.00 - 19.00
Jam piket organ ginjal kuat, sebaiknya digunakan untuk belajar karena terjadi proses pembentukan sumsum tulang dan otak serta kecerdasan.

LAMBUNG
Jam 19.00 - 21.00
Jam piket organ lambung lemah sebaiknya tidak mengkonsumsi makan yang sulit dicerna atau lama dicerna atau lebih baik sudah berhenti makan

LIMPA
Jam 21.00 - 23.00
Jam piket organ limpa lemah, terjadi proses pembuangan racun dan proses regenerasi sel limpa. Sebaiknya istirahat sambil mendengarkan musik yang menenangkan jiwa, untuk meningkatkan imunitas.

JANTUNG
Jam 23.00 - 01.00
Jam piket organ jantung lemah. Sebaiknya sudah beristirahat tidur, apabila masih terus bekerja atau begadang dapat melemahkan fungsi jantung.

HATI
Jam 01.00 - 03.00
Jam piket organ hati kuat. Terjadi proses pembuangan racun/limbah hasil metabolisme tubuh. Apabila ada gangguan fungsi hati tercermin pada kotoran dan gangguan mata. Apabila ada luka dalam akan terasa nyeri.

PARU-PARU
Jam 03.00 - 05.00
Jam piket organ paru-paru kuat, terjadi proses pembuangan limbah/racun pada organ paru-paru, apabila terjadi batuk,bersin-bersin dan berkeringat menandakan adanya gangguan fungsi paru-paru. Sebaiknya digunakan untuk olah nafas untuk mendapatkan energi paru yang sehat dan kuat.

USUS BESAR
Jam 05.00 - 07.00
Jam piket organ usus besar kuat, sebaiknya biasakan BAB secara teratur.

Pengirim Karya Opini : Fahmi Riadl

MAKNA HAID BERDASARKAN HARI & TANGGAL

on Selasa, Februari 03, 2009

BERDASARKAN HARI

Jika haid pada hari Minggubermakna akan berjumpa dengan kenalan lama.
Jika haid datang pada hari Seninbermakna akan mendapat keuntungan dengan segera
Jika haid datang pada hari Selasabermakna akan bersuka cita dalam beberapa hari
Jika haid datang pada hari Rabubermakna akan bertengkar dengan seseorang
Jika haid datang pada hari Kamibermakna akan mendapat musibah dan berduka cita
Jika haid datang pada hari Jumatbermakna akan mendapat kesenangan
Jika haid datang pada hari Sabtubermakna akan mendapat kejadian yang mengejutkan

BERDASARKAN TANGGAL
Tanggal 1: Bermakna akan Akan memperoleh kebahagian
Tanggal 2: Bermakna akan bersedih dan merasa dikecewakan
Tanggal 3: Bermakna akan ada pertengkaran/perselisihan
Tanggal 4: Bermakna akan mendapat rezeki
Tanggal 5: Bermakna akan bersedih hati
Tanggal 6: Bermakna akan menerima kabar dari jauh
Tanggal 7: Bermakna akan mendapat hadiah
Tanggal 8: Bermakna akan mendapat undangan
Tanggal 9: Bermakna akan terhindar dari kesedihan.
Tanggal 10: Bermakna akan menerima surat dari orang yang disayang
Tanggal 11: Bermakna akan mendapat kesenangan
Tanggal 12: Bermakna akan bersedih
Tanggal 13: Bermakna akan terlepas dari beban yang mengganjal
Tanggal 14: Bermakna akan mendapat undangan
Tanggal 15: Bermakna akan mendapat kabar yang tak terduga
Tanggal 16: Bermakna akan mendapat bahaya
Tanggal 17: Bermakna akan pujian
Tanggal 18: Bermakna akan mendapat halangan/rintangan
Tanggal 19: Bermakna akan difitnah orang
Tanggal 20: Bermakna akan ada permusuhan
Tanggal 21: Bermakna akan ada kerusuhan
Tanggal 22: Bermakna akan mendapat kesenangan
Tanggal 23: Bermakna akan mendapat malu
Tanggal 24: Bermakna akan mendapat keuntungan
Tanggal 25: Bermakna akan mendapat rezeki
Tanggal 26: Bermakna akan mendapat pujian
Tanggal 27: Bermakna akan lega hati
Tanggal 28: Bermakna akan mendapat kesedihan
Tanggal 29: Bermakna akan berdarmawisata
Tanggal 30: Bermakna akan mendapat kebahagiaan
Tanggal 31: Bermakna akan mendapat kabar gembira

UCHIHA

Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments

DUEL MAUT

Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments

SIMBOLIC

Religious Myspace Comments

ALBUM GUE


KURS MATA UANG


GOYANG NGEBOR

zwani.com myspace graphic comments