IN THE NAMES OF GOD - ALLAH

Religious Myspace Comments

SELAMAT DATANG

zwani.com myspace graphic comments

MY CLAN SPECIAL THECNIQUE

Anime Myspace Comments
Myspace Glitter Graphics Maker

"FATWA CINTA SANG RAJA"

Ketika kamu melontarkan sesuatu dalam kemarahan, kata - katamu itu meninggalkan bekas seperti lubang di hati
orang lain.

Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu.

Tetapi, tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka itu akan tetap ada.

Dan, luka karena kata - kata adalah sama buruknya dengan luka berdarah.

(Adryan Mulya Hadinata)

PENCIPTAAN DENGAN EVOLUSI

on Senin, Februari 09, 2009

Pada mulanya tidak ada sesuatupun yang bisa disebut, kecuali satu pribadi paling superior, yang maha segalanya, yang bisa melakukan apapun yang dikehendaki seketika itu juga. Dialah Allah. Dialah Tuhan, Tuhan dengan “T” besar, yakni pribadi yang sebenar-benar Tuhan dan tak ada apapun yang bisa meragukanNya. Semuanya kosong, tak terdefinisi, tak ada bahasa sama sekali bahkan untuk menyebut kekosongan itu sendiri. Pada saat itu atau pada apapun itu—karena belum ada definisi waktu yang bisa disebut—hanya Allah, Tuhan yang Maha Hadir, sementara semuanya tidak ada. Dialah yang permulaan, tidak ada yang lebih dahulu daripadaNya. Allah ada sejak mula-mula antah-berantah dan akan eksis untuk selama-lamanya tanpa pengakhiran. Dialah yang kekal. Dialah yang berdiri sendiri, dimana kemandirianNya mutlak dan tak ada yang mampu menimpakan mudharat maupun manfaat terhadap kemandirian tersebut. Dialah yang satu dan satu-satunya Tuhan yang sempurna. Dialah yang berkuasa atas segalanya. Dia Maha Berkehendak. Dia Maha Berpengetahuan. Dialah yang selalu hidup. Dialah yang Maha Melihat. Dialah yang Maha Mendengar. Dan Dialah yang Maha Berfirman. Allah memiliki semua karakter atau sifat yang paling sempurna.

Tuhan menguasai semua kemampuan inderawi, karena Dia menguasai semua medium interaksi, dari gelombang tak hingga dan gelombang elektromagnetik sampai benda-benda kasar dan diskrit. Namun itu bukan berarti Dia seperti manusia yang mempunyai fisik. Tuhan tidak terikat apapun, termasuk hukum-hukum tentang materi, ruang-waktu, atau apapun. Sangat tidak diperbolehkan, bahkan menjijikan, jika Tuhan digambarkan secara manusiawi. Kita dan alien-alien di luar angkasa sana, jin dan bahkan malaikat sekalipun tak ada yang tahu. Allah terlalu agung untuk dilihat apalagi digambarkan. Hanya Allah yang tahu tentang bagaimana diriNya.

Kosong

Ketika semuanya kosong, tidak ada apapun yang mengenali Allah, maka Dia pun ingin dikenal. Kemudian Allah pun berkehendak membuat makhluk yang bisa mengenaliNya, yakni alam semesta. Allah cenderung pada semua yang indah, teratur, cosmos, dan benci pada hal-hal yang chaos. Maka diciptalah alam yang penuh keteraturan, kosmosisme. Allah merancang masterpiece kosmos ini dalam dua hal besar, yakni baik dan buruk. Representasi dua hal berpasangan tersebut akan diwujudkan dalam dua material raksasa, yaitu Surga (sebagai kebaikan) dan Neraka (sebagai keburukan). Surga dan Neraka ini akan diperuntukkan bagi ruh-ruh makhluk hidup yang memiliki otoritas atas alam semesta, seperti malaikat, jin, alien, dan manusia. Sebagai transisi, diciptalah suatu material yang terdiri dari campuran hal baik dan buruk, yakni Dunia, dimana semua jenis ruh akan melalui material ini dulu sebelum akhirnya ke Surga ataupun Neraka.

Mereka—Surga, Neraka, dan Dunia—menempati sebuah superstruktur yang berpusat terhadap Aras (singgasana Allah) seperti elektron-elektron yang selalu mengelilingi inti atom atau seperti planet-planet yang selalu mengelilingi matahari. Struktur inilah yang disebut sebagai Teosentrisme, yaitu semesta yang berpusat pada Tuhan. “Semua yang berada di langit dan yang berada di bumi bertasbih kepada Allah (menyatakan kebesaran Allah). Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana (QS. 57:1)”

Mula-mula Allah berkehendak menciptakan alam semesta. Maka ketika Dia berkata “Kun” (Jadilah!), maka terjadilah semua yang dikehendakiNya. Inilah konsep penciptaan yang sebenarnya. Dalam kondisi keilahian, tidak ada dimensi apapun yang bisa melingkupi, karena semua dimensi adalah makhluk, sedangkan Tuhan adalah khalik atau yang mencipta. Tak terkecuali waktu. Proses-proses terjadinya alam atau evolusi itu sendiri tak begitu berarti bila berhadapan dengan Allah. Makhluk bernama “waktu” terlalu hina untuk mempengaruhi Allah. Dalam sudut pandang Allah, waktu yang relatif lama itu hanya berlangsung sekejap. Relativitas ini telah termaktub di dalam Al Quran, sebagai berikut:

“Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun (QS. 70:4)”.

“Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari disisi Tuhanmu adalah seperti seribu tahun menurut perhitunganmu (QS. 22:47)”.

Tahap-tahap

Dari sudut pandang manusia, alien, atau siapapun yang menjadi pelaku sains, proses terjadinya alam tentu melalui beberapa tahap evolusi yang bisa dipahami dengan kecerdasan. “Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. 10:3)”.

Langit dan bumi ditancapkan dalam pengertian manusia modern bukan secara harfiah. Istilah ini digunakan secara turun-temurun sejak adanya manusia pertama, dilanjutkan oleh para pewarisnya melalui Mushaf Nuh, Mushaf Ibrahim, Taurat, Mazmur, Injil, dan terakhir Alquran. Nenek moyang kita mungkin lebih mudah menyebut kosmos sebagai sekedar apa yang tampak di atas, yakni langit, dan apa yang tampak di bawah, yakni bumi, sehingga istilah itu dipopulerkan Tuhan melalui kitab-kitabNya. Namun dengan semakin berkembangnya teknik-teknik kecerdasan manusia, ternyata istilah tersebut masih relevan. Langit misalnya, sebagai representasi struktur alam besar, dinyatakan memiliki tujuh tingkat seperti dalam ayat QS. 2:29. Begitu juga bumi, sebagai representasi struktur alam kecil, juga memiliki tujuh tingkat, seperti dinyatakan dalam ayat QS. 65:12 (silakan baca essai yang berjudul Al Quran, Kosmologi, dan Fisika Energi Tinggi).

Tahap-tahap evolusi dalam penciptaan semesta itu sendiri melalui enam fase, sesuai dengan penjelasan QS. 10:3 di atas. Pada mulanya, suatu rancangan kosmos yang supercanggih digelontorkan Allah ke dalam antah-berantah. Dan dari rancangan inilah tahap-tahap itu berjalan. Rancangan itu berisi enam hukum dasar yang saling berlapis-lapis, seperti kacang-kacang mede yang dibungkus karamel, kemudian dilapisi coklat, dan kemudian dilapisi lagi oleh krim dalam sebuah paket blackforest yang lezat. Keberpasangan adalah hukum yang paling umum diantara hukum-hukum yang lain, disusul dengan hukum-hukum dimensi atau yang biasa dikenal sebagai ruang-waktu. Ruang-waktu akan melingkupi hukum-hukum tentang gelombang material. Hukum gelombang lalu akan membentuk apa yang disebut Nukleoaktivitas dan hukum-hukum yang mengikatnya. Nukleoaktivitas kemudian akan mewujudkan partikel-partikel dengan segala hukumnya. Dan partikel-partikel tersebut akan membentuk hukum-hukum struktur. Pada akhirnya, sistem tersebut akan membentuk sebuah alam semesta yang sangat teratur, indah, dan patuh.

Sekarang lepaslah cincin yang terbalut pada jari Anda, ambil, dan perhatikan baik-baik. Andaikata kita bisa memutar balik tahap-tahap waktu kejadiannya—dan sekarang kita bayangkan bisa melakukannya—maka lakukanlah. Perhatikan baik-baik struktur cincin tersebut. Andaikata cincin itu bisa dipotong dengan pisau, maka potonglah dan terus potong hingga menjadi halus dan potong lagi hingga semua atomnya terputus. Ambil salah satu atom dan potong lagi hingga elektron-elektronnya terlepas dari inti. Ambillah inti tersebut dan kupaslah partikel-partikel pengotor inti terus-menerus hingga semua proton, neutron, elektron, positron, kuark, neutrino, dan sebagainya terkelupas dari selubung inti. Maka tinggallah nukleoaktivitas di balik selubung tersebut. Robek dan remas dengan sekuat-kuatnya nukleoaktivitas tersebut, sehingga tercerai-berailah semua gelombang dari dalam tubuhnya, berhamburan ke segala arah. Dapur pembuatan partikel di dalam inti nukleoaktivitas pun pecah. Tangkap salah satu gelombang tersebut, pegang ujung-ujungnya dengan kedua tangan Anda. Tarik kedua tangan Anda berlawanan arah sekuat-kuatnya sehingga gelombang tersebut akan meregang. Semakin kuat Anda meregangkannya, semakin mengecil amplitudo gelombang itu (tinggi bukit dan dalam lembahnya semakin mengecil), terus-menerus hingga mencapai kecil yang tak terhingga. Maka hilanglah eksistensi jasadiah gelombang tersebut dalam ruang-waktu. Dan jangan lupa gulung pula “karpet” ruang-waktunya, maka tinggallah kekosongan antah-berantah (bukan ruang-waktu) yang berisi cikal-bakal pondasi cincin Anda, yakni Prinsip Keberpasangan. Kebalikan dari proses-proses ini adalah proses terjadinya cincin Anda. Dan kira-kira seperti itu pulalah proses terjadinya jagat raya secara keseluruhan, yakni penciptaan dengan evolusi.

0 komentar:

Posting Komentar

UCHIHA

Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments

DUEL MAUT

Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments
Anime Myspace Comments

SIMBOLIC

Religious Myspace Comments

ALBUM GUE


KURS MATA UANG


GOYANG NGEBOR

zwani.com myspace graphic comments