Diposting oleh
Mulya Sasack
on
Minggu, Desember 14, 2008
Apa betul orang dengan IQ tinggi sudah pasti pintar? Ilmuwan Inggris berteori bahwa orang ber-IQ tinggi memang tidak akan selalu jadi ilmuwan penemu, peneliti hebat atau presiden, namun setidaknya mereka bisa memanajemen hidup dengan lebih baik.
Temuan ini berlawanan dengan studi yang pernah dilakukan di Amerika Serikat tahun 2007 yang mengatakan bahwa orang ber-IQ tinggi memiliki tingkat kesejahteraan yang sama dengan IQ rata-rata. Supir Truk
Menurut studi yang dilakukan Aldo Rustichini beserta timnya dari University of Cambridge, orang dengan IQ tinggi mampu mengatur finansial lebih baik daripada yang IQ-nya rata-rata atau rendah. Mereka lakukan riset pada 1000 orang supir truk. DIlakkukan tes IQ, eksperimen sosial yan kompleks yang didesain untuk menguji keputusan ekonomi mereka. Supir truk dengan IQ tinggi cenderung lebih bagus dalam menilai risiko, memprediksi perilaku orang lain dan merencanakan masa depan.
‘Memiliki tingkat intelektual yang tinggi merupakan faktor tambahan yang bisa membantu seseorang memperbaiki kesempatan sehingga bisa menikmati keberhasilan ekonomi,” komentar Rustichini. Selain itu orang dengan IQ tinggi juga lebih mampu mengevaluasi sejumlah pilihan kompleks atau mengambil keputusan saaat ada masalah.
Jadi, kesimpulannya, orang dengan IQ tinggi tidak akan selalu menjadi ilmuwan, peraih Nobel, juara kelas atau prestasi lain, namun tetap saja memiliki kelebihan dibanding yang IQ-nya biasa saja.
Bersama dengan diluncurkannya film layar lebar Star Trek di bioskop-bioskop, salah satu daya tarik yang ingin dilihat para pecinta film petualangan luar angkasa ini adalah kapal Starship Enterprise terbang melintasi galaxy dengan kecepatan cahaya. Tapi, apakah terbang dengan kecepatan ‘warp’ bisa menjadi kenyataan?
Dua orang Fisikawan asal Universitas Baylor punya ide untuk merealisasikan terbang pada kecepatan cahaya menjadi kenyataan, dan ide mereka tersebut tidak melanggar hukum fisika apapun.
Dr. Gerald Cleaver, seorang Profesor Fisika di Universitas Baylor, bersama dengan Dr. Richard Obousy, seorang mahasiswa pos-doktoral, berteori bahwa dengan memanipulasi dimensi-dimensi ruang dan waktu disekitar pesawat dengan jumlah energi yang sangat besar akan menciptakan sebuah ‘bubble’ yang bisa mendorong pesawat lebih cepat dari kecepatan cahaya. Untuk menciptakan bubble ini, para Fisikawan Universitas Baylor percaya dengan memanipulasi ke-11 dimensi akan menciptakan energi gelap. Cleaver mengatakan energi gelap yang positif bertanggung jawab dalam mempercepat laju alam semesta seiring waktu berjalan, sama seperti yang terjadi setelah Big Bang, pada saat alam semesta meluas lebih cepat dari kecepatan cahaya.
“Bayangkan seperti seorang peselancar diatas ombak,” Cleaver mengatakan, yang mendampingi Obousy tentang metode baru ini. “Pesawat tersebut akan didorong oleh bubble dan bubble akan terbang lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Metode yang dikembangkan berdasar pada gerak Alcubierre, yang bertujuan memperluas materi-materi luar angkasa yang berada dibelakang pesawat menjadi bubble dan menyiutkan ruang dan waktu di depan pesawat. Sebenarnya pesawat tidak bergerak, tapi pesawat akan berada diantara perluasan dan penyiutan dimensi-dimensi ruang dan waktu. Karena angkasa akan bergerak disekitar pesawat, teori tersebut tidak akan melanggar hukum Relativitas Einstein.
Beberapa teori mengatakan bahwa alam semesta terbentuk dari berbagai dimensi. Tinggi, lebar dan panjang adalah tiga dimensi, dan waktu adalah dimensi ke-4. Para ilmuwan percaya bahwa ada 10 dimensi, dengan 6 dimensi lainnya belum bisa diidentifikasi. Sebuah teori baru, yang disebut M-theory, mambawa teori-teori lainnya satu langkah lebih maju dan bisa memunculkan dimensi luar angkasa ke-11. Merupakan dimensi ke-11 yang diteliti di Universitas Baylor yang dipercaya bisa membuat pesawat melaju lebih cepat dari kecepatan cahaya.
Para fisikawan Universitas Baylor memperkirakan jumlah energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah dimensi ekstra sama dengan jumlah seluruh massa planet Jupiter yang dikonversikan menjadi energi.
“Itu merupakan jumlah energi yang sangat besar,” kata Cleaver. “Posisi kita masih jauh untuk menciptakan tipe energi tersebut”. Diterjemahkan secara bebas dari http://www.sciencedaily.com.
Diposting oleh
Mulya Sasack
on
Sabtu, Desember 13, 2008
Saat ini masih hangat-hangatnya membicarakan tentang “penusukan” yang dilakukan oleh seorang mahasiswa terhadap profesornya, yang berakhir tragis. Mahasiswa tersebut akhirnya mengakhiri nyawanya. Tapi saya tidak akan membicarakan lebih lanjut tentang kejadian tersebut secara detail. Namun, apa hikmah yang bisa kita ambil dari peristiwa ini. Mari kita kaji bersama.
IQ, EQ dan SQ
Berprestasi secara akademik sangat identik dengan kecerdasarn intelegensia (IQ = Intelegence Quotiens). Tes ini mengukur intelejensia rasional (digunakan untuk menyelesaikan masalah logikal) dan intelektual, yang sudah diakui bertahun-tahun sejak di awal abad 20. Di masyarakat, kadang-kadang malah ”orang bodoh” sering dikatai dengan IQ jongkok, jika tak paham akan sesuatu. Sebaliknya, seorang orang tua akan sangat membangga-banggakan anaknya jika ber-IQ 200 lebih. Tapi apakah ini cukup?
Ternyata IQ tidaklah cukup untuk menggambarkan kecerdasan. Sejak pertengahan tahun 90-an, Daniel Goleman menjabarkan penemuannya dalam neuroscience dan pschycology tentang pentingnya kecerdasan emosional (EQ = Emotional Quotiens). Malah sekarang ini di prasyaratkan IQ harus dibarengi dengan EQ. Karena EQ menggambarkan hubungan perasaan kita baik berupa empati, motivasi, dan iba dengan lingkungan sekitar.
Namun lebih lanjut, di beberapa tahun terakhir juga berkembang kecerdasan spiritual (SQ = Spritual Quotiens). Tepatnya di tahun 2000, dalam bukunya berjudul ”Spiritual Intelligence : the Ultimate Intellegence, Danah Zohar dan Ian Marshall mengklaim bahwa SQ adalah inti dari segala intelejensia. Kecerdasan ini digunakan untuk menyelesaikan masalah kaidah dan nilai-nilai spiritual. Dengan adanya kecerdasan ini, akan membawa seseorang untuk mencapai kebahagiaan hakikinya. Karena adanya kepercayaan di dalam dirinya, dan juga bisa melihat apa potensi dalam dirinya. Karena setiap manusia pasti mempunyai kelebihan dan juga ada kekurangannya. Intinya, bagaimana kita bisa melihat hal itu. Intelejensia spiritual membawa seseorang untuk dapat menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga, dan tentu saja dengan sang maha pencipta.
Keseimbangan
Jadi, belajar dari saudara kita, prestasi akademik bukanlah satu-satunya tujuan hidup. Tapi bagaimana menyeimbangkan semua sendi-sendi kehidupan, termasuk bersosialisasi bisa berjalan seirama. Sebagai umat beragama, jauh sebelum teori IQ EQ dan SQ, kita pastinya sudah diajarkan bagaimana kita berhubungan dengan sesama manusia, dengan lingkungan dan tentunya dengan maha pencipta. Jangan pernah kita lupa, bahwa masih ada dunia diluar sana. Dunia yang akan membawa kebahagiaan..
Diposting oleh
Mulya Sasack
on
Rabu, Desember 10, 2008
Kehidupan manusia di muka bumi ini berada di titik kritis. Maka semua yang berkepentingan wajib untuk menjaga pemanasan global di bawah suhu ambang bahaya 2°C. Demikian hasil analisis Worldlife Wild Fun (WWF). Organisasi konservasi dunia tersebut menghimbau para pemerintah yang hadir pada konferensi perubahan iklim PBB di Poznan tanggal 1- 12 Desember agar hasilkan rancangan pertama kesepakatan tentang iklim yang kokoh dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2009.
”Penelitian terakhir menegaskan bahwa saat ini kita tengah menyaksikan dampak buruk pemanasan yang selama beberapa dekade tidak pernah kita perkirakan akan terjadi sekarang” ungkap Kim Carstensen, WWF Global Climate Initiative leader. “Mencairnya es di Antartika dan Greenland bisa mendorong terjadinya dampak iklim yang lebih buruk yakni laju pemanasan lebih cepat dan kuat dari prakiraan. Politikus yang bertanggung jawab tidak boleh membuang waktu lebih lama menghadapi tanda-alam alam yang nyata ini.” Hilangnya Lautan Es
Menurut WWF, bahkan pemanasan global kurang dari 2°C dapat memicu hilangnya lautan es kutub utara dan pencairan lapisan es di Greenland . Efek timbal balik kekuatan yang tak terduga ini adalah penyebab terlampauinya titik-titik kritis tersebut. Hal ini akan menyebabkan peningkatan permukaan laut beberapa meter secara global yang akan mengancam puluhan juta manusia di dunia.
Kapasitas penyimpanan CO2 di lautan dan daratan – penyerapan alami bumi– telah turun sekitar 5% selama lebih dari 50 tahun belakangan ini. Pada saat yang bersamaan, emisi CO2 manusia yang berasal dari bahan bakar fosil terus meningkat – empat kali lipat lebih cepat di dekade ini daripada dekade sebelumnya. WWF mendesak para pemerintah tersebut memanfaatkan konferensi Poznan sebagai titik balik untuk menghindari arah kehancuran yang sedang dituju oleh dunia saat ini. Di Indonesia
Harapan yang sama terhadap Pemerintah Indonesia juga diungkapkan oleh Fitrian Ardiansyah, Direktur Program Iklim dan Energi, WWF-Indonesia. “ Indonesia perlu memastikan bahwa hasil COP 13 di Bali perlu diperkuat pada COP 14 di Poznan sehingga nantinya dapat tercapai kesepakatan pada COP 15 di Kopenhagen. Pengurangan emisi besar-besaran terutama dari negara maju menjadi suatu hal penting. Dari dalam negeri, posisi dan negosiasi untuk adaptasi (menyesuaikan diri terhadap dampak perubahan iklim) dan REDD (pengurangan emisi dari deforestasi dan degradasi hutan) harus mendapat porsi utama. Konferensi Kopenhagen tidak akan berhasil tanpa keberhasilan di Poznan dan Bali . Karenanya, kepemimpinan Indonesia kini tengah diuji untuk memastikan capaian positif di perundingan kali ini.’’
Sumber: pers rilis WWF Foto:lamarhowell.files.wordpress.com
informasi cuaca harian tidak hanya untuk penerbangan atau masyarakat tapi dapat juga dimanfaatkan untuk kegiatan pelayaran, seperti tinggi gelombang dan angin kencang yang terjadi di tengah laut. Bagi masyarakat yang sudah mengetahui informasi cuaca kelautan akan bermanfaat untuk merencanakan jadwal/waktu keberangkatan kapal laut, sehingga diharapkan terhindar dari cuaca buruk di laut
1. Definisi Cuaca untuk Pelayaran
Informasi cuaca untuk Pelayaran adalah cuaca yang diperuntukan khusus untuk dunia pelayaran, baik untuk saat akan berlayar, berlabuh maupun selama pelayaran. Umumnya informasi unsur cuaca yang dibutuhkan untuk pelayaran adalah keadaan hujan, keadaan angin, jarak pandang, dan tinggi gelombang. Yang paling ditakuti bagi pelayaran adalah tinggi gelombang baik untuk jenis kapal nelayan maupun jenis kapal yang besar
Gbr. Kapal dan alat pengukur cuaca di laut
Informasi cuaca yang diperlukan untuk pelayaran antara lain : intensitas hujan, arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang baik tinggi gelombang rata-rata maupun tinggi gelombang tertinggi, informasi badai tropis dan jarak pandang. Pengukuran unsur-unsur cuaca di laut biasanya menggunakan weather buoy Pada saat diperkirakan kondisi cuaca akan memburuk, stasiun meteorogi maritim yang berwenang akan mengeluarkan peringatan dini (warning) yang nantinya dikirimkan ke kapal-kapal yang sedang berlayar. Warning berisikan informasi prakiraan cuaca buruk yang akan terjadi dalam 24 jam ke depan.
Arah dan Kecepatan Angin :
Gambar Animasi : angin dan kapal layar
Unsur ini dimanfaatkan untuk keselamatan selama dalam pelayaran. Angin dimanfaatkan oleh kapal nelayan, kapal layar dan jenis kapal tongkang untuk menambah atau mengurangi kecepatan. Selain itu arah dan kecepatan angin dapat juga dimanfaatkan untuk mempertahankan posisi saat berlayar. Angin kencang berkaitan dengan tinggi gelombang, jika anginnya kencang maka gelombangnya juga akan tinggi.
Jarak Pandang
Gambar 1. Kondisi cuaca di laut ketika jarak pandang <>.
Dalam pelayaran, jarak pandang diperlukan untuk mempertahankan arah kapal. Jarak pandang (visibility) berarti jarak terjauh terhadap suatu objek yang masih dapat dilihat dengan mata telanjang (tanpa alat bantu apapun). Jarak pandang yang sempit bisa berbahaya bagi kapal karena mengakibatkan nahkoda tidak bisa melihat keadaan di sekitarnya. Karena itulah banyak kecelakaan tabrakan kapal yang terjadi karena jarak pandang yang rendah.
Kejadian-kejadian yang dapat mengurangi jarak pandang adalah:
Hujan deras
Pada dasarnya hujan didefinisikan sebagai partikel-partikel air yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk kepingan dengan diameter 0.5 mm atau kurang. Hujan deras dengan butiran partikel yang rapat dapat mengurangi jarak pandang. Apalagi jika hujan deras tersebut terjadi sepanjang hari.
Smoke
Gambar 2. Kondisi smoke di laut
Smoke atau asap adalah partikel kering yang mengambang di atmosfer dan bisa bergerak mendekati permukaan bumi, baik di darat maupun di laut. Biasanya smoke merupakan hasil dari proses pembakaran. Smoke yang berasal dari hasil pembakaran di daratan bergerak bersama dengan gerakan angin ke laut. Smoke yang bercampur dengan udara di atas lautan akan memerlukan waktu yang cukup lama untuk mengendap ke permukaan air sehingga mengakibatkan berkurangnya jarak pandang.
Fog
Gambar 3. Kondisi fog di laut
Pada dasarnya fog (kabut) adalah awan yang berada dekat permukaan bumi yang mengandung jutaan butir air yang sangat kecil. Fog tidak hanya terjadi di daratan tapi bisa juga terjadi di atas lautan. Di dunia pelayaran fog dapat megurangi jarak pandang hingga kurang dari 1 km.
Tinggi Gelombang
Gambar 4. Kapal di tengah gelombang tinggi
Merupakan jarak vertikal antara puncak dan lembah gelombang. Kriteria tinggi gelombang yang mempengaruhi pelayaran adalah sebagai berikut :
1.25 – 2.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan.
2.0 – 3.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan dan tongkang
3.0 – 4.0 m : berbahaya bagi perahu nelayan, tongkang dan ferry
> 4.0 m : berbahaya bagi semua kapal
Gambar dampak cuaca buruk bagi dunia pelayaran :
Gambar : kapal terdampar akibat hempasan gelombang
Gambar animasi
Cuaca Buruk di dunia pelayaran :
Cuaca buruk sangat ditakuti di dunia pelayaran karena akibatnya yang bisa menimbulkan berbagai kecelakaan di tengah laut seperti kapal karam atau terdampar yang akhirnya akan menimbulkan banyak korban jiwa. Cuaca buruk di dunia pelayaran antara lain angin kencang, gelombang tinggi, dan storm surge.
Dampak cuaca buruk dapat disebabkan karena:
Angin kencang
aAngin kencang dengan kecepatan mencapai 90 knot (167 km) bisa terjadi karena adanya badai tropis di tengah lautan. Tentu ini akan sangat berbahaya bagi kapal – kapal yang berlayar di sekitarnya. Kecepatan angin yang besar akan mengakibatkan daerah dengan radius ratusan bahkan sampai ribuan kilometer dari pusatnya akan memiliki gelombang yang tinggi bahkan bisa mencapai lebih dari 3 m dan berbahaya bagi semua jenis kapal.
Storm Surge
Animasi : storm surge di pelabuhan
Adalah air laut yang naik sampai kedaratan akibat dari putaran angin di sekitar badai tropis. Ketika badai tropis bergerak menuju ke daratan, badai tersebut akan mendorong air laut di bawahnya ke arah pantai. Kekuatan dorongan ini bergabung dengan kekuatan gelombang normal dapat menghasilkan kenaikan airlaut hingga mencapai ketinggian 5 meter. Gelombang pasang yang datang tiba-tiba ini dapat menyebabkan banjir di daratan yang dilaluinya, menghancurkan populasi penduduk, dan karenanya juga sangat berbahaya bagi kapal-kapal yang sedang berlabuh maupun yang sedang berlayar di dekat pantai.
Diposting oleh
Mulya Sasack
on
Minggu, Desember 07, 2008
Pendahuluan
Apakah yang dimaksud dengan tanah? Menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000 tentang Pengendalian kerusakan tanah untuk produksi bio massa: “Tanah adalah salah atu komponen lahan berupa lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan organik serta mempunyai sifat fisik, kimia, biologi, dan mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.”
Langit tiba-tiba menjadi gelap disertai angin datang begitu cepatnya dan awan yang menjulang tinggi menyerupai bunga kol berwarna keabuan-abuan, kemudian udara terasa pengap. Awan ini biasanya disebut dengan awan petir CB (Comulunimbus) Dalam musim penghujan seperti saat inilah awan-awan jenis ini banyak terbentuk. Penghubung yang "digemari", merujuk Hukum Faraday, tak lain adalah bangunan, pohon, atau tiang-tiang metal berujung lancip.
Petir terjadi akibat perpindahan muatan negatif (elektron) menuju ke muatan positif (proton). Para ilmuwan menduga lompatan bunga api listriknya sendiri terjadi, ada beberapa tahapan yang biasanya dilalui. Pertama adalah pemampatan muatan listrik pada awan bersangkutan. Umumnya, akan menumpuk di bagian paling atas awan adalah listrik muatan negatif; di bagian tengah adalah listrik bermuatan positif; sementara di bagian dasar adalah muatan negatif yang berbaur dengan muatan positif. Pada bagian bawah inilah petir biasa berlontaran.
Petir dapat terjadi antara:
Awan denqan awan
Dalam awan itu sendiri
Awan ke udara
Awan denqan tanah (bumi)
Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter.
Umumnya petir-petir mengincar korban di wilayah datar yang terbuka. Besar medan listrik minimal yang memungkinkan terpicunya petir ini adalah sekitar 1.000.000 volt per meter. Bayangkan betapa mengerikannya jika lompatan bunga api ini mengenai tubuh makhluk hidup! Korban tiba-tiba terpental ketika sebuah petir menyambarnya. Seperti juga korban lainnya, ia tewas seketika dengan tubuh terbakar. Apabila petir menyambar rumah, rumah tersebut akan rusak dan perabotan elektronik akan rusak seperti telepon, televisi, atau yang lainnya.
Dampak Negatif
Terdorong rasa ingin tahu yang mendalam, seorang fisikawan lalu melakukan penelitian terhadap tubuh korban. Menurut pengamatannya, pola lintasan arus listrik yang begitu tinggi dari sang petir nampak mengikuti jalur pembuluh darah vena. "Lintasannya mulai dari leher atas bahu sebelah kanan lalu melintas dada hingga rongga perut depan bagian bawah. Pola yang terjadi memang tak selalu demikian, namun nampaknya listrik petir mencari bagian tubuh yang memiliki resistensi rendah," ujarnya.
Hujan yang disertai petir akan memganggu alat komunikasi antara lain telepon, televisi, radio, atau alat komunikasi lainnya. Hal ini karena frekuensi yang dipancarkan terganggu oleh loncatan listrik yang besar di udara sehingga suara atau gambar yang dikirim akan tidak jelas, terputus-putus, bunyi gemeresek.
Apabila sebuah bangunan yang tinggi dengan memasang penangkal petir. Apabila ada petir akar menyambar alat penangkal kemudian disalurkan melalui kawat besar yang terbuat dari tembaga atau kuningan menuju ke tanah.
2.
Apabila terjadi hujan dan petir, lebih baik kita menghindar di tempat terbuka.
3.
Untuk menhindari kerusakan alat listri di rumah apabila terjadi hujan dan petir adalah mematikan listri, mencabut saluran antene di televisi, dan mencabut kabel telepon.
Diposting oleh
Mulya Sasack
on
Jumat, Desember 05, 2008
Kelistrikan Udara / Lightning
Petir adalah salah satau fenomena kelistrikan udara di alam. Indonesia terletak di daerah khatulistiwa yang panas dan lembab, mengakibatkan terjadinya hari guruh (IKL=isokronic Level) yang sangat tinggi dibanding daerah lainnya (100-200 hari pertahun), bahkan daerah Cibinong sempat tercatat pada Guiness Book of Record 1988, dengan jumlah 322 petir pertahun. Kerapatan petir di Indonesia juga sangat besar yaitu 12/km2/tahun yang berarti setiap luas area 1 km2 berpotensi menerima sambaran petir sebanyak 12 kali setiap tahunnya. Energi yang dihasilkan oleh satu sambaran petir mencapai 55 kwhours.
Seperti kita ketahui Indonesia terletak pada daerah tropis dengan tingkat resiko kerusakan yang cukup tinggi dibandingkan daerah subtropis karena jumlah sambaran petir didaerah tropis jauh lebih banyak dan lebih rapat. Semakin hari semakin besar jumlah kerusakan yang ditimbulkan, karena semakin banyaknya pemakaian komponen elektronik oleh masyarakat luas dan industri.
Sambaran Petir dapat menyebabkan kerusakan harta benda dan menimbulkan korban jiwa. Proses terjadinya sambaran petir dapat secara langsung kepada objek/bendanya atau tidak langsung yaitu melalui radiasi, konduksi, atau induksi gelombang elektromagnetik petir. Di negara kita dampak kejadian petir relatif tinggi, mulai dari meninggalnya seorang petani yang sedang disawah sampai terhentinya produksi sebuah kilang minyak penghasil devisa Negara. Sambaran Petir juga dapat merusakkan peralatan eletronik seperti yang dipergunakan dalam peralatan industri, perbankan, instalasi penting (seperti; PLN, Telkom, instalasi yang menggunakan komputer, dsb), yang semuanya mengakibatkan kerugian bagi pemiliknya.
Untuk mengurangi dampak akibat sambaran petir, maka perlu data tingkat kerawanan terhadap petir, sehingga dapat dibangun sistem perlindungan terhadap petir yang sesuai system peralatan, bangunan, atau yang dapat menjadi sasaran sambaran petir. Salah satu data tingkat kerawanan petir adalah peta isocronic level.