|
Setiap orang pasti bisa menulis. Mengapa? Karena menulis itu sebenamya mudah. Syaratnya juga gampang. Kalau Anda bisa membaca pasti bisa menulis. Arswendo Atmowiloto pernah mengatakan bahwa "menulis itu gampang". Andreas Harefa mengatakan bahwa menulis merupakan keterampilan tingkat dasar. Contohnya Adam Malik, tokoh yang pernah menjadi Wakil Presiden RI, temyata sekolahnya hanya sampai kelas lima SD, tetapi Beliau sangat pandai menulis. Ini sebuah bukti bahwa untuk bisa menulis hanya masalah latihan dan kemauan. | Lalu mengapa masih banyak orang yang mengatakan bahwa menulis itu sulit? Jawabannya sederhana saja mungkin karena ia tidak mau mencoba, atau usahanya belum sungguh-sungguh, atau mungkin juga karena ia tidak tahu caranya menulis. Kalau Anda ingin bisa menulis, maka Anda harus mau mencoba secara sungguh-sungguh dan tahu cara menulis dengan baik. | Ingatlah teori Thomas Alfa Edison yang menyatakan bahwa sukses itu adalah 1 persen karena bakat dan 99 persen karena kerja keras. Di sini jelas bahwa untuk menuju tangga kes'iksesan dalam bidang apa saja, sebenamya bakat tidak memegang peranan sukses tetapi yang paling penting adalah usaha yang sungguh-sungguh. Jadi untuk bisa menulis harus terus mencoba, mencoba, dan mencoba, menulis, menulis, dan terus menulis. | Ke atas | |
Yang Penting Motivasi |
Menulis sebagai keterampilan hidup yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya: menulis surat, menulis artikel, menulis bahan pidato, puisi, menulis karya ilmiah, dan Iain-lain. Untuk bisa menulis dengan baik yang penting dimiliki oleh calon penulis adalah motivasi menulis itu sendiri. Motivasi menulis ibarat lokomotif yang akan menjadi pendorong dan penggerak bagi penulis untuk menghasilkan tulisan. Motivasi adalah alasan yang melatarbelakangi mengapa sebuah tindakan atau perbuatan dilakukan. Dengan motivasi yang tinggi maka akan dengan mudah mengha cilkan tulisan. Namun bisanya seseorang mempunyai hambatan ketika akan menulis. Hambatan paling besar di dalam menulis adalah mengalahkan kemalasan. Jadi kalau rasa malas sudah bisa diatasi, yang lain bisa dipelajari. | Ke atas | |
Hambatan yang sering Ditemui Di Dalam Menulis |
Ketika Anda akan menulis, Anda sering menemui hambatan. Hambatan itu antara lain: 1. kesulitan dalam memulai menulis; 2. kesulitan dalam menuangkan ide; 3. kesulitan merangkai kalimat/kata dengan tepat; 4. keterbatasan perbendaharaan kata/istilah; 5. rendahnya minat dan motivasi; 6. rendahnya minat baca, akibatnya wawasan menjadi sempit 7. dan lain sebagainya. | Dari berbagai hambatan tersebut untuk mengatasinya dimulai dengan biasakan membaca apa saja, ingat ada ungkapan, "buku yang belum pernah Anda baca buku baru". Dari ungkapan ini bisa diartikan bahwa semua informasi baik itu ditulis tahun berapapun dan ditemukan tahun berapapun selama Anda belum mengetahuinya artinya itu hal yang baru bagi Anda. | | Ke atas | |
|
Satu hal yang perlu dimiliki seorang yang akan menjadi penuiis disaraping rajin membaca adalah rajin mengamati peristiwa yang sedang terjadi, misalnya masalah sosial, politik, ekonomi, agama, kebudayaan, olahraga, militer, pendidikan, kesehatan, bencana alam, korupsi, sampah, banjir, dan lain sebagainya. Dengan berawal dari pengamatan atau bacaan itulah biasaanya ide penulisan muncul dengan mudah. Dengan banyak membaca, Anda akan menjadi kaya perbendaharaan kata. Dengan membaca Anda akan mengetahui cara merangkai kalimat yang runtut dan bisa memilih kata dengan tepat untuk menginformasikan sesuatu. Dengan berbagai kemampuan tersebut, maka hambatan yang disebutkan di atas akan sedikit demi sedikit teratasi, dan Anda akan dengan mudah menulis ibarat air mengalir dengan lancar, kata-kata meluncur dengan mudah dan lancar. Dari uraian tersebut, kelihatannya menulis itu memang mudah. Ya memang mudah, artinya tidak sesulit seperti yang pernah Anda bayangkan asalkan Anda mau belajar dan berusaha, dan juga melatih insting dan kepekaan terhadap hal-hal baru. | | Ke atas | |
Langkah-langklah Penulisan |
Untuk memudahkan Anda menulis, Anda perlu mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk memulai menulis. Berikut ini akan Anda temukan langkah praktis untuk membuat tulisan. 1. | menentukan topik | | 2. | mengumpulkan bahan sesuai dengan topik | 3. | menuangkan ide yang berhubungan dengan topik dalam bentuk kerangka besamya. | 4. | mengembangkan kerangka menjadi uraian kalimat yang lengkap. | 5. | membaca kembali tulisan sekaligus membetulkan dan merapikan urutan sajian secara logis dan berurutan. | | Ke atas | |
1. Menentukan Topik |
Sebelum melangkah menulis, pertama-tama tentukan topik apa yang akan Anda tulis. Topik adalah pokok bahasan yang akan menjadi ide utama sebuah tulisan. Apa saja bisa menjadi topik tulisan. Yang penting Anda menguasai masalah tersebut dan menarik bagi Anda. Jika topik tulisan sudah ditentukan, langkah selanjutnya adalah membuat batasan terhadap topik tersebut. Sebab kadang topik yang Anda tentukan itu masih sangat umum dan luas, sehingga kalau nanti dikembangkan menjadi kurang fokus. Untuk itu perlu dilakukan pembatasan terhadap topik tersebut agar tulisan yang Anda kembangkan menjadi lebih jeias dan fokus dan jangan lupa sudut pandang Anda membuat tulisan tersebut. Maksud iya posisi Anda ini sebagai apa? Apakah sebagai anak remaja yang sekedar ingin menyampaikan pendapat, atau sebagai orang yang memahami masalah tersebut, atau menyampaikan fakta yang ada, dan lain sebagainya. | Ke atas | |
2. Mengumpulkan Bahan Sesuai Dengan Topik |
Setelah topik sudah ditentukan dan sudut pandang Anda sudah jelas, maka langkah selanjutnya adalah mengumpulkan bahan sesuai dengan topik tersebut. Di dalam mengumpulkan bahan ini, Anda dapat melakukan dengan berbagai cara, misalnya mencari buku-buku yang membicarakan masalah tersebut, membaca jurnal atau tulisan ilmiah yang pernah diterbitkan, melakukan pengamatan, melakukan wawancara dengan nara sumber, mencari informasi dari surat kabar, atau dari internet, dan bisa juga cara-cara lain yang pe nting bahan untuk penulisan Anda didapatkan. | | Ke atas | |
3. Menuangkan Ide yang Berhubungan Dengan Topik |
Ketika Anda akan memulai menulis, bisaanya bingung harus memulai dari mana? Itu pertanyaan yang selalu dilontarkan orang, dan memang itulah masalah yang pertama kali muncul ketika akan menulis. Jawabannya yaitu dari mana saja. Saat Anda ingin menulis, sebaiknya Anda tidak terkungkung oleh struktur, sistematika, metodologi, atau apa pun namanya. Pokoknya yang ada di pikiran Anda saat itu apa? kemudian yang betul-betul Anda pahami itulah yang pertama Anda tuliskan. Menulislah apa yang terlintas di pikiran Anda? Mengalir, mengalir begitu saja yang Anda ketahui sampai semuanya tuntas. Pokoknya jangan dipusingkan oleh urutannya. Bahkan kalau itu juga masih sulit, Anda bisa mencoba dengan cara lain. Misalnya topik yang sudah Anda tentukan tadi Anda ceritakan kepada orang lain, siapa saja misalnya teman Anda, orangtua, dan lain sebagainya. Ketika Anda bercerita, cobalah Anda rekam dengan kaset, kalau tidak punya tape dan kasetnya untuk merekam, bisa juga cerita Anda itu ditulis di kertas sampai tuntas. Tidak sulit kan? Saya yakin dengan kedua cara ini Anda bisa melakukannya. Kedua cara ini hampir sama, artinya Anda bisa memulai dari mana saja yang penting yang Anda sampaikan itu yang terpikirkan saat itu dan Anda memahaminya. Baru setelah semua tertulis langkah selanjutnya yaitu menata ulang tulisan Anda sesuai dengan urutan yang Anda inginkan. Bagaimana caranya untuk mengurutkan tulisan yang sudah ditulis tadi? Caranya yaitu baca kembali semua yang sudah Anda tuliskan, kemudian setiap paragraf Anda beri tanda misalnya diberi garis bawah, diberi warna lain, atau dicatat di sebelah kiri atau kanan tulisan, inti dari paragraph tersebut. Setelah semua paragraph Anda temukan intinya, baru Anda urutkan dengan cara memberi nomor unit paragraf atau urutan inti paragraf. Itulah yang bisaa orang sebut outline atau kerangka karangan/tulisan. Jadi ada orang yang ketika ingin menulis membuat kerangka karangan/tulisan terlebih dahulu ini yang bisaa orang sebut secara konvensional, tetapi ada juga yang memulai menulis apa saja, baru kemudian menemukan kerangka karangan/tulisan. Ketika sudah menemukan kerangka tulisan inilah, Anda bisa memikirkan mana yang harus didahulukan, mana yang di bagian tengah, dan sebagai penutup. Dengan cara ini proses menulis menjadi begitu mudah. Kita tidak terikat oleh aturan-aturan yang baku yang kadang-kadang justru tnenghambat kelancaran kita dalam menyelesaikan tulisan. Memang ada penulis yang lebih suka menulis secara konevsnional. Artinya, proses penulisannya dilakukan dengan cara menuliskan pembukaan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan penjelasan awal masalah, dilanjutkan analisis-analisis yang diperlukan, dan terakhir sebagai kesimpulan atau penutup. Proses penulisan seperti ini bisaa seperti Anda lihat pada penulisan buku atau karya ilmiah lain. Anda boleh mencoba cara mana yang menurut Anda cocok. Apakah dengan cara menulis apa saja yang Anda pahami baru diurutkan atau memulai dengan kerangka yang sudah unit baru dikembangkan. Sebetulnya kedua cara itu sama saja. Sebab proses penulisan itu lebih sebagai suatu kebisaaan. Kalau orang sudah terbisaa dengan membuat outline atau kerangka, maka kalau belum ada kerangka tulisannya bisa tidak terarah dan melebar ke mana-mana. Kalau sudah terbisaa dengan kerangka tulisan, tentu tidak bisa dipaksakan untuk menulis dengan gaya bebas. Begitu juga dengan penulis yang lebih senang bergaya bebas, bisaanya justru merasa terbelenggu kalau harus membuat karangka. Nah termasuk yang manakah Anda? Memang ada penulis yang lebih suka menulis secara konevsnional. Artinya, proses penulisannya dilakukan dengan cara menuliskan pembukaan terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan penjelasan awal masalah, dilanjutkan analisis-analisis yang diperlukan, dan terakhir sebagai kesimpulan atau penutup. Proses penulisan seperti ini bisaa seperti Anda lihat pada penulisan buku atau karya ilmiah lain. Anda boleh mencoba cara mana yang menurut Anda cocok. Apakah dengan cara menulis apa saja yang Anda pahami baru diurutkan atau memulai dengan kerangka yang sudah unit baru dikembangkan. Sebetulnya kedua cara itu sama saja. Sebab proses penulisan itu lebih sebagai suatu kebisaaan. Kalau orang sudah terbisaa dengan membuat outline atau kerangka, maka kalau belum ada kerangka tulisannya bisa tidak terarah dan melebar ke mana-mana. Kalau sudah terbisaa dengan kerangka tulisan, tentu tidak bisa dipaksakan untuk menulis dengan gaya bebas. Begitu juga dengan penulis yang lebih senang bergaya bebas, bisaanya justru merasa terbelenggii kalau harus membuat karangka. Nah termasuk yang manakah Anda? Namun demikian, pada umumnya kerangka tulisan bermanfaat bagi Anda untuk memandu tulisan agar tetap konsisten pada topik dan sudut pandang Anda. Pertanyaannya lalu bagaimana membuat outline/kerangka tulisan itu? Sebenamya tidak ada patokan yang baku bagaimana cara membuat kerangka. Anda bisa membuat sesuai dengan seiera dan kemampuan Anda yang tentu saja sesuai juga dengan kebutuhan tulisan Anda. Yang penting, outline itu bisa membuat Anda kebih mudah saat mengembangkan dan menyelesaikan tulisan. | Ke atas | |
4. Mengembangkan Kerangka/Outline |
Proses penulisan baik yang konvensional maupun gaya bebas, pada akhirnya tetap sama-sama membuat outline tulisan. Perbedaannya gaya konvensional membuat outline dulu baru dikembangkan dalam bentuk kalimat dan paragraph, sedangkan gaya bebas menulis dulu apa saja yang dikcthaui dan mengalir saja, baru setelah semua tertulis, kemudian ditentukan inti kalimatnya dan diurutkan sehingga menjadi outline. Untuk yang gaya konvesnional, outline tersebut dikembangkan tentu saja menjadi kalimat yang runtut dan dalam bentuk paragraph. Inti kalimat bias ada di awal paragraph, di akhir paragraph, atau bias di awal dan diakhir, bahkan ada juga yang ada diseluruh bagian paragraph. Kadang-kadang setelah outline tersebut dikembangkan, urutan saj'annya bisa diubah juga. | Ke atas | |
5. Edit Tulisan |
Setelah yang Anda pahami dan ingin Anda tuangkan dalam tulisan sudah ditulis semua, langkah selanjutnya yaitu membaca kembali tulisan sekaligus membetulkan dan merapikan sajian agar urutannya lebih runtut dan logis. Urutan sajian ini perlu, sebab apabila tulisan Anda tidak runtut atau melompat-lompat, maka ketika orang lain membaca tulisan Anda akan sulit untuk memahaminya. Dengan demikian tujuan Anda untuk menyampaikan informasi kepada pembaca tidak sampai. Ketika membaca kembali tulisan, jangan lupa juga untuk membetulkan tata bahasa, ejaan, dan pilihan kata. Bahkan kalau perlu juga mengedit kalimatnya, atau urutan paragrafnya. Dengan demikian setelah diteliti kembali, tulisan Anda menjadi lebih baik dan tentu saja mudah ditangkap informasi yang ingin Anda sampaikan kepada pembaca. | Ke atas | |
|
Banyak orang bilang, menulis itu pekerjaan susah, tetapi bagi orang yang sudah terbiasa untuk menulis, menulis bukan pekerjaan susah. Menulis memang susah kalau Anda tidak pernah mencoba dan terus mencoba sampai Anda bisa. Orang yang biasa membaca (tidak buta huruf) pasti bisa menulis. Kesulitan yang sering ditemukan ketika menulis, karena bingung harus memulai dari mana? Bagi yang mengalami kesulitan demikian, maka caranya bias memulai dari mana saja, yang penting apa yang Anda ketahui Anda tulis sampai seperti air mengalir. Sedangkan yang sudah biasa menulis kesulitannya, karena sering terbelenggu oleh sistematika penulis. | Ke atas | |
0 komentar:
Posting Komentar